Memperkenalkan Modul Sekolah Bebas Sachet dan Program Keluarga Sakenah

Inovasi Aksi Lingkungan: untuk Upaya Penanganan Sampah

GAYA HIDUP182 Dilihat

Agen Perubahan Positif Buat Lingkungan

Gresik, Timurpos.co.id – Ecological Observation & Wetlands Consevation (ECOTON) menggelar acara dialog dan launching modul Sekolah Bebas Sachet dan Keluarga Sakenah di Gedung Inspirasi – ECOTON, Gresik, selama 2 hari, dari hari Rabu, 31 Junuari 2024 hingga  hari Kamis 1 Fubuari 2024.

Dalam acara tersebut dihadiri oleh Ashoka Indonesia, Eco Bhineka Muhammadiyah, sejumlah guru sekolah mulai dari SD, SMP, dan SMA di sepanjang Kali Surabaya dan walimurid kader lingkungan.

Penulis Modul Sekolah Bebas Sachet dan Keluarga Sakenah, Firly Mas’ulatul Janah mengatakan tujuan ditulisnya buku tersebut untuk mengajak seluruh anak muda lainnya menjadi agen perubahan positif buat lingkungan di sekitarnya dan terlibat dalam sbegai solusi atas permasalahan di lingkungan sekitar.

Baca Juga  Pulau Baweanku Menolak Sampah Agar Tetap Indah

Sebab, anak- anak berusia 0 – 18 tahun di Surabaya pada tahun 2021 menderita diabetes sebanyak 176 anak dan mengalami peningkatan sebanyak 184 anak di tahun 2023 dari data yang disampaikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2023. Penyebabnya salah satunya jajanan sachet dan minuman kemasan yang justru banyak penambahan gula, garam dan zat adiktif.

Selain kasus diabetes pada anak, kemasan sachet juga berkonstribusi pada pencemaran lingkungan. Lantaran bentuknya yang berlapis-lapis, membuat sachet susah dikelola sehingga membuatnya dibakar bahkan dibuang ke sungai dan ke laut. Sementara penanganan seperti itu dapat membahayakan Kesehatan dan lingkungan. “ Maka anak-anak bisa ikut terlibat aktif menjadi agen perubahan untuk menyelamatkan masa depannya” ujarnya, Jumat (02/02/2024) kepada Timurpos.co.id.

Baca Juga  ECOTON Ajak Anak-Anak Kurangi Penggunaan Sachet di Pameran Hari Anak

Dengan modul ini, anak-anak diajak menjadi pemimpin gerakan positif mulai dari lingkungan keluarga. Membentuk anak dengan karakter tersebut dan berani mengambil aksi diperlukan beberapa metode pendekatan.

Firly telah menyinggung di dalam modulnya bahwa ada 3 tiga pendekatan yang harus dilakukan. Pendekatan pertama membentuk Sekolah Bebas Sachet, pendekatan kedua Edukasi Kepada Kader Lingkungan, dan pendekatan ketiga membentuk Keluarga Sakenah (Sadar Kelola, Kurangi Sampah).

Dalam acara peluncuran, Modul Sekolah Bebas Sachet dan Keluarga Sakenah disambut cukup baik oleh para guru sekolah yang hadir. Salah satunya guru Sekolah SD Muhammadiyah 1 Wringinanom.

“Dengan adanya modul ini mempermudah kami untuk menjadi panduan melakukan edukasi kepada anak-anak kader lingkungan. Selain itu, kebetulan sekarang kami juga memiliki sekolah dampingan untuk menuju sekolah Adiwiyata, modul ini akan kami pakai untuk mendampingi sekolah dampingan kami yang akan maju ke Adiwiyata Kabupaten.” Terang Khoirun Nisak

Baca Juga  Kali Song Memanas Hingga Ngrowo Memutih Ancam Bencana Ekologis

Dialog dengan para guru sekolah dan walimurid juga berjalan dengan sangat aktif, salah satunya walimurid dari kader lingkungan turut memberikan masukan materi modul.

Nindya Eka Destari Wali Murid SDIT Yaa Bunayya mengungkapkan “Modul ini sudah cukup lengkap, apalagi tentang materi-materi yang harus dikasi oleh seorang kader lingkungan, hanya saja materi tentang hubungan spiritual atau keagamaan dengan lingkungan bisa ditambahkan lagi,” agar kemampuan anak-anak bertambah lagi.” Ungkapnya. Tok

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *