Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, SD Alami Driyorejo Launching Buku

Gresik, Timurpos.co.id – Banyak cara dilakukan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup setiap bulan Juni tiap tahunnya. SD Alami salah satu sekolah unggulan di Driyorejo Gresik memperingati dengan cara melaunching buku. Rabu (4/6).

Mereka melaunching dua buku bertema keanekaragaman hayati flora dan fauna. Buku yang merupakan hasil tulisan siswa-siswi ini merupakan sebuah karya baru bagi sekolah. Pasalnya baru pertama sekolah ini membuat buku bertema lingkungan hidup.

Kepala SD Alami Driyorejo Achmad Haqqi Dudayef mengatakan acara ini bisa manarik minat siswa dalam menulis cerita.

“semoga buku ini bisa bermanfaat dan memunculkan minat baru bagi siswa, yang paling penting ini bisa menjadi kenang-kenangan sebuah karya yang bisa diberikan ke sekolah dan bisa dibaca oleh banyak orang”, ucapnya

Aqilah Dzakirah Rodhiyah salah satu penulis buku mengatakan ini menjadi kegiatan menarik bagi saya.

“saya perlu 2 minggu untuk menulis buku bertema flora atau tanaman ini, saya harus pergi ke kebun untuk mencari tahu ciri-ciri tanaman tersebut mulai dari bentuk daun, warna dan manfaat serta memfotonya, rencananya saya pengen nulis lagi sebuah novel”, jelasnya.

Tonis Afrianto manager program Sekolah Ekologis ECOTON mengatakan dengan menulis siswa bisa mengetahui kondisi lingkungan.

“menulis bisa menjadi aktivitas menyenangkan kerena mereka bisa pergi ke luar kelas untuk mengamati sebuah objek yang ingin ditulis, selain itu siswa bisa mengetahui kondisi lingkungan hidup sekitar tempat tinggal mereka dan merangsang kepekaan untuk mulai peduli pada lingkungan hidup misalnya mulai melindungi tanaman, memilah sampah, tidak memproduksi banyak plastik sekali pakai dan banyak lagi”, terangnya.

Sesuai dengan tema Hari Lingkungan Hidup 2025 _ending plastic polution_ maka konsumsi dalam acara ini bebas plastik disajikan secara segar diatas piring dan gelas, dihadiri oleh ketua yayasan SD Alami, sekolah-sekolah lain, perwakilan OPD kecamatan, dan mahasiswa. Serta dimeriahkan dengan pameran lingkungan hidup seperti pameran foto sungai, praktek mengompos, dan bazar refill sabun oleh Refilin ECOTON. ***

SDIT Al Huda Pulau Bawean Gelar Zero Waste Tour di Gresik

Gresik, Timurpos.co.id – Dalam rangka meningkatkan kepedulian siswa terhadap permasalahan lingkungan hidup, SDIT Al Huda gelar Zero Waste Tour di kab.Gresik pada sabtu (31/5) diikuti oleh 40 siswa dan guru.

Pada kunjungan pertama mereka belajar tentang polusi Mikroplastik di ECOTON. Siswa diberikan materi kelas tentang gerakan zero waste melalui program Sekolah Ekologis dan pentingnya menulis surat.

Tidak hanya itu mereka juga melakukan kegiatan pengamatan di sungai. Menurut Manager program zero waste ECOTON Tonis Afrianto mengatakan bahwa siswa perlu diajak mengenal kondisi lingkungan.

“supaya mendapatkan pengalaman yang menarik, mereka kita ajak untuk praktek mengamati mikroplastik, mengetahui jenis-jenis plastik melalui kegiatan brand audit dan solusi refill system”, jelasnya.

Setelah dari ECOTON, peserta bergegas menuju kampung zero waste proklim Kampung SIBA KLASIK di kelurahan Sidokumpul, Gresik. Mereka belajar mengenai konsep pengelolaan sampah skala kawasan dimana sampahnya sudah dikelolah dengan baik organik maupun anorganik.

Ketua RT Kampung SIBA KLASIK Saifudin Efendi mengatakan sejak tahun 2022 kampungnya dijadikan percontohan.

“memang semenjak diresmikan tahun 2022 kampung SIBA KLASIK dijadikan tempat edukasi zero waste oleh masyarakat, siswa sekolah, mahasiswa dan pemerintah”, terangnya.

Selama di kampung SIBA KLASIK peserta belajar tentang inovasi-inovasi penanganan sampah seperti tegnologi komposter, toko refill sabun tingkat RT, bengkel sampah dan ATM Sampah.

Tidak berhenti disitu, setelah belajar dari kampung zero waste proklim mereka melanjutkan tour menuju galery pudak gresik untuk selanjutnya menaiki bus wisata atap terbuka Bandar Gressee.

Dalam tour ini mereka berkeliling kota gresik untuk belajar sejarah. Sepanjang perjalanan disugihi bangunan-bangunan tua seperti kawasan pecinan, kampung arab, kawasan perdagangan bandar gresse dan melewati alun-alun gresik dengan masjid tuanya.

Rizky Wahyu Saputra Kepala SDIT Al Huda Bawean mengatakan tujuan diadakan Zero Waste Tour ini adalah untuk meningkatkan literasi siswa-siswi.

“melalui zero waste tour ini kami ingin meningkatkan pengetahuan dari siswa-siswi untuk belajar tentang lingkungan hidup dalam skala global dan yang berkembang di masyarakat. Kedepan kami berencana membuat buku hasil tulisan siswa yang akan kami terbitkan pada momentum hari lingkungan hidup sedunia 2025”, tegasnya.

Acara diakhiri dengan berfoto bersama didepan bus wisata bandar gressee. TOK/*

Warga Bulukumba Dukung Kampanye Jajanan Sehat Bebas Plastik

Bulukumba, Timurpos.co.id – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kabupaten Bulukumba, berkolaborasi dengan organisasi lingkungan ECOTON dan LOPI Bulukumba, serta partisipasi aktif dari komunitas Desa Anrang, Desa Batukaropa, dan Kelurahan Ela-Ela, sukses menggelar acara “Jajanan Sehat Bebas Plastik” hari ini di Pantai Merpati. Minggu (25/5). Kegiatan yang dimulai pukul 06.30 hingga 09.30 WITA ini bertujuan untuk mempromosikan gaya hidup sehat dan kesadaran akan pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Andi uke Permatasari, Kepala DLHK Bulukumba mengatakan jika kegiatan jajanan sehat bebas plastik untuk mendukung upaya pemerintah daerah dalam mengurangi sampah, khususnya kemasan plastik di Kabupaten Bulukumba.

Kegiatan ini juga untuk mendukung pasca di keluarkannya oleh pemerintah Daerah berupa Surat edaran Bupati Bulukumba terkait dengan pengurangan plastik. Melalui kegiatan ini kami ingin mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik, karena kita tahu bahwa plastik ini tidak dapat terurai atau membutuhkan waktu yang sangat lama. Kita berharap bulukumba menjadi daerah yang bersih tanpa sampah.

Firly Mas’ulatul janah, dari Yayasan Ecoton mengatakan, Acara yang berlangsung meriah ini dipenuhi dengan beragam sajian makanan tradisional yang lezat dan sehat, semuanya disajikan tanpa kemasan plastik. Pengunjung dapat menikmati berbagai hidangan seperti Barongko, Nasi Bakar Telang, Bola-Bola Ubi, dan aneka sayuran organik yang segar. Inisiatif ini tidak hanya mendukung pelestarian lingkungan tetapi juga menghidupkan kembali warisan kuliner lokal.

Dokter Andi Muchlisa, Saya melihat kegiatan ini sangat bermanfaat sekali ya, karena merupakan salah satu jalan untuk mengurangi sampah plastik, kita tau bersama sampah plastik itu membutuhkan beribu ribu tahun untuk dia hancur, jadi dengan cara ini insyaallah bulukumba akan bersih dari sampah plastik. saya juga mengapresiasi ibu ibu yang sudah sadar dengan sendiri bahwa sampah plastik itu sangat tidak bermanfaat untuk lingkungan.

dr. Herlina, kegiatan seperti ini harusnya memang di lestarikan, karena sekarang ini kan harusnya sudah meggunakan yang bisa di daur ulang. Karena plastik juga susah terurai. Kalau bisa nanti semua yang jualan di sini bisa sama, tidak menggunakan plastik untuk wadah makanannya.

Sumiati, Lurah Ela Ela mengatakan dengan adanya kegiatan jajanan sehat bebas plastik ini sangat bermanfaat bagi komunitas di ela ela, mereka bisa mengolah hasil kebunnya untuk menjadi kue dan sayuran yang bisa mereka jual di lokasi ini serta kurangnya penggunaan plastik sehingga tidak banyak sampah plastik yang di hasilkan dalam kegiatan jualan jajanan.

Hermayanto, Direktur LOPI (Lembaga Konservasi dan Pendidikan Bulukumba) mendukung kegiatan yang di lakukan terkait pengurangan plastik, budaya penggunaan pembungkus plastik yang selalu di gunakan untuk jananan tidak lah sehat, karena di plastik terdapat banyak senyawa kimia berbahaya yang bisa menyebabkan kanker dan penyakit lainnya.

Hermayanto mengatakan “jajanan sehat bebas plastik bisa terus dilakukan supaya masyarakat bisa mengetahui informasi tentang Plastik. Namun perlu dukungan dari Pemerintah Daerah Bulukumba, supaya berkelanjutan dan masyarakat bisa ikut berpartisipasi”. TOK/*

Peneliti Asing Soroti Macaca Maura di Bira Bulukumba, Sulawesi Selatan

Bulukumba, Timurpos.co.id – Bertepatan dengan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional, Yayasan Ecoton, Macaca Maura Project dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bulukumba kolaborasi menyelenggarakan peringatan pentingnya kekayaan biodiversitas Sulawesi Selatan. Acara yang mengusung tema “Biodiversitas Sulawesi: Macaca Maura dan Tanaman Obat di Bira” ini berlangsung di Sekolah Alam Mata Angin, Jalan Poros Bira, Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari. Kamis (22/05/2025).

Peringatan ini berhasil menarik sekitar 50 peserta yang beragam, termasuk perwakilan dari DLHK Bulukumba, pengaman hutan Bulukumba, siswa, serta berbagai komunitas. Kehadiran mereka menunjukkan antusiasme dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Acara ini menghadirkan dua pembicara utama dari Macaca Maura Project: Vasco Martins dari University of Portsmouth (UK) dan Cesar Rodriguez Del Castillo dari University Veracruzana of Mexico, yang berbagi wawasan mendalam tentang penelitian Satwa endemik Sulawesi Selatan, Macaca Maura di Bira yang di lakukan Sejak Tahun 2023.

Dalam Penelitian Macaca Maura salah satunya menemukan macaca Maura mencari makanan di timbulan sampah yang di buang sembarangan oleh masyarakat. Bahkan jika di lihat dari video kamera trap yang di pasang, sampah plastik ikut termakan macaca Maura, terang Vasco.

Selain itu, Stephanie Brem dari organisasi Gaiaone, ikut membagi pengetahuannya terkait dengan konservasi terumbu karang yang dilakukan di Bira, stephanie turut memberikan paparan yang relevan terkait sampah plastik dapat menganggu pertumbuhan terumbu karang.

Arsak Rizal, dari Sekolah Alam Mata Angin, menambahkan perspektif lokal dengan menjelaskan potensi dan manfaat tanaman Bira yang berkhasiat obat yang sudah di kenalkan oleh neneknya. Ada sekitar 22 tanaman di Sekolah Alam koleksi kami yang bisa dimanfaatkan untuk obat, tambah arsak.
Vasco Martins memperkenalkan kegiatan penelitian krusial mereka. Penelitian ini berfokus pada Macaca Maura, spesies endemik yang keberadaannya sangat vital bagi kesehatan ekosistem hutan. Penelitian ini sangat penting untuk mengenali kondisi dan habitat Macaca Maura di Bira,” ujar Vasco Martins,

“Pemahaman mendalam tentang populasi dan lingkungan mereka adalah kunci untuk merancang strategi konservasi yang efektif dan berkelanjutan.”

Cesar Rodriguez Del Castillo menyatakan kegembiraannya melihat antusiasme peserta. Ia berharap acara ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap keberlangsungan hidup Macaca Maura dan keanekaragaman hayati di Sulawesi Selatan.

Rahmaedah, Guru SMPN 34 Bulukumba menyampaikan, Kegiatan ini sangatlah bermanfaat sekali karena banyak informasi mengenai macaca yang berada di Bira, lebih-lebih bagi kami masyarakat umum dan para siswa yang tinggal di Bira. Dan memang perlu juga dilindungi betul dari bahaya sampah yang dihasilkan oleh manusia terhadap macaca maura. Harapan saya kepada siswa bisa ikut terlibat menjadi relawan untuk menjaga macaca dan terumbu karang.

Delima Veranita Sirait, Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan DLHK Bulukumba juga mengatakan, Luar biasa sekali pengetahuan yang telah diberikan dari para narasumber yang juga peneliti. Semoga memotivasi anak-anak bahwa masih banyak keanekaragaam di laut dan di darat yang kita punya.

Dan itu macaca maura yang menjadi hewan endemik di Sulawesi selatan. Dengan adanya ini, kita bisa menumbuhkan rasa memiliki terhadap keanekaragaman hayati yang ada di bulukumba. Jadi saya rasa luar biasa lah ini, mudah-mudahan semua peserta bisa paham bahwa ada hewan dan tumbuhan endemic di bulukumba yang memang patut kita lestarikan. Kita juga perlu bersama-sama mengedukasi masyarakat dan wisatawan yang ada di bulukumba untuk mengelola sampahnya agar keanekaragaman hayati tidak terancam.

Apalagi seperti yang disampaikan tadi dengan adanya sterofoam yang masih banyak digunakan kemasan makanan dan ternyata karena macaca maura kekurangan makanan jadi mereka mencari di sampah. Mudah-mudahan dengan peraturan pemerintah dengan pembatasan plastik sekali pakai di Bulukumba, pengurangan dan pengelolaan sampah baik organic dan non organic harusnya bisa dikelola dengan baik.

Acara peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam upaya konservasi biodiversitas, untuk bisa hidup harmoni dengan keanakeragaman hayati serta bagaimana setiap pembangunan yang di lakukan memperhatikan keanekaragaman hayati dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan. TOK

AKAMSI Kawal Ikan Mati, Temui Gubernur Jatim: Desak Penindakan dan Perlindungan Kali Surabaya

Surabaya, Timurpos.co.id — Aliansi Komunitas Penyelamat Bantaran Sungai (AKAMSI) yang terdiri dari ECOTON, AksiBiroe, dan Surabaya River Revolution menggelar aksi damai di depan Kantor Gubernur Jawa Timur. Aksi ini diiringi dengan penyerahan hasil riset dan laporan investigatif mengenai kondisi darurat ekologis Kali Surabaya, termasuk fenomena ikan mati massal yang kembali terjadi di Wringinanom, Gresik, dua hari sebelumnya.

Kali Surabaya Darurat Ekologis

Aksi ini tak sekadar orasi simbolik. AKAMSI membawa data valid yang mengungkap kondisi memprihatinkan Kali Surabaya. Salah satu sorotan utama adalah temuan 4.641 bangunan ilegal di sempadan sungai selama periode 2015–2025. Bangunan ini tersebar di Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, dan Surabaya—terbanyak di wilayah tengah sungai. Selain melanggar PP No. 38 Tahun 2011 tentang Sungai, bangunan ini juga menjadi sumber pencemaran limbah rumah tangga dan industri.

“Ini bukan hanya pelanggaran tata ruang. Ini kegagalan sistemik dalam menjaga ekosistem air,” tegas Rio Ardiansa dari AKAMSI. Rabu (21/05/2025).

Mikroplastik dalam Rantai Makanan

Hasil riset mikroplastik yang dilakukan AKAMSI dengan FTIR menunjukkan kontaminasi pada berbagai organisme perairan—mulai dari plankton, kepiting, udang, hingga ikan. Jenis fiber mendominasi, dengan kandungan polimer berbahaya seperti Polyethylene (PE), Polypropylene (PP), dan PET. Temuan mikroplastik pada fitoplankton seperti Teballaria flocculosa dan Suriella linearis menandakan dampak sistemik terhadap rantai makanan.

“Ketika mikroplastik masuk ke tubuh ikan dan kita konsumsi, maka sungai yang tercemar menjadi ancaman langsung bagi manusia,” ujar Ilham, peneliti AKAMSI.

Kualitas Air Menurun, Kehidupan Aquatik Terancam

Pengukuran kualitas air menunjukkan penurunan signifikan kadar oksigen terlarut (DO) dari hulu ke hilir, yakni dari 4,69 mg/L di Wringinanom menjadi 1,95 mg/L di Karangpilang. Indeks biotik juga menunjukkan degradasi kualitas: dari “sehat” di hulu menjadi “tidak sehat” di hilir.

Limbah dan Sistem Pengelolaan Sampah yang Gagal

Meski sebagian desa di sekitar DAS Kali Surabaya telah memiliki TPS, sebanyak 33,3% segmen sungai belum memiliki fasilitas pembuangan sampah yang memadai. Bahkan, 86,67% desa masih mengandalkan pembakaran sampah, yang tak jarang berujung pada pembuangan ke sungai.

“Bagaimana masyarakat tidak buang sampah ke sungai, jika TPS saja tidak tersedia?” kritik Nurillan Bulan dari AksiBiroe.

Ikan Mati di Wringinanom, Masih Tanpa Tindak Lanjut

Kejadian ikan mati massal yang dilaporkan warga Wringinanom pada 19 Mei 2025 kembali membuka luka lama. Menurut ECOTON, kejadian ini terjadi hampir tiap tahun tanpa investigasi tuntas. Warga mencium bau menyengat dari bangkai ikan yang mengambang di permukaan air.

“Sungai kita perlahan jadi kuburan ikan karena pembiaran ini,” ungkap Yosua Asa Firdaus dari River Revolution.

Tuntutan AKAMSI kepada Pemprov Jatim

Dalam aksi dan audiensi, AKAMSI menyampaikan enam tuntutan utama:

1. Penertiban seluruh bangunan ilegal di bantaran Kali Surabaya.
2. Restorasi zona sempadan sebagai wilayah hijau dan resapan.
3. Penerapan sistem pengelolaan sampah terpadu di desa-desa sepanjang DAS Kali Surabaya.
4. Monitoring kualitas air secara berkala dan terbuka untuk publik.
5. Investigasi menyeluruh atas kejadian ikan mati massal.
6. Penerbitan Peraturan Gubernur Jatim tentang Penataan dan Perlindungan Sempadan Sungai.

Respons Pemprov: Janji Koordinasi dan Investigasi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jatim, Nur Kholis, mengapresiasi aksi AKAMSI dan berkomitmen untuk menindaklanjuti laporan tersebut. Ia menjanjikan koordinasi lintas OPD serta evaluasi fasilitas pengelolaan sampah desa.

Sementara itu, Ainul Huri dari DLH Jatim menyatakan pihaknya telah menurunkan tim investigasi. Ia mengakui belum ada bukti kuat terhadap dugaan keterlibatan pabrik gula dan akan menelusuri sumber limbah lebih lanjut. Ia juga menegaskan sanksi tegas akan diberikan terhadap pelaku pencemaran.

“Kami akan panggil semua pihak, dari pelaku usaha hingga komunitas, untuk bersama menjaga sungai. Partisipasi publik sangat dibutuhkan untuk menekan pencemaran,” kata Ainul. TOK

MAPENSA Universitas Jember Gelar Pelatihan Analisis Mikroplastik Bersama ECOTON

Jember, Timurpos.co.id – Dalam rangka meningkatkan kesadaran lingkungan terutama terkait sampah mikroplastik di kalangan Mahasiswa, MAPENSA (Mahasiswa Pecinta Alam Semesta) mengadakan Pelatihan analisis mikroplastik yang bekerja sama dengan ECOTON (Ecological Observation and Wetlands Conservation) bertajuk “Pelatihan Analisis Mikroplastik : Menguak Ancaman Tersembunyi di Alam”. Pelatihan dihadiri 52 peserta dari kalangan mahasiswa umum serta organisasi mahasiswa pecinta alam di kab. Jember di Gedung Graha Sabha Wyawasaya Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber dari ECOTON yaitu Ilham Faqih Fijratulloh seorang peneliti mikroplastik dan Tonis Afrianto, S.I.Kom. sebagai manager program Zero Waste ECOTON. Kehadiran dari keduanya memberikan pandangan yang lebih luas dan komprehensif terkait pencemaran mikroplastik yang disebabkan oleh kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Kegiatan ini menjadi ruang edukatif yang kaya akan informasi bagi seluruh peserta.

Materi pelatihan difokuskan pada mikroplastik, yang didefinisikan sebagai pecahan atau remahan plastik berukuran kurang dari 5 milimeter. Menurut pemaparan, plastik tidak dapat terurai sepenuhnya di lingkungan, melainkan hanya terpecah menjadi partikel lebih kecil yang tetap ada dan berpotensi berbahaya. Partikel mikroplastik dapat masuk ke tubuh manusia melalui saluran pencernaan, di mana mekanisme paraseluler dan persorpsi memungkinkan partikel ini menembus selaput epitel dan masuk ke sirkulasi darah. Partikel dengan diameter kurang dari 20 mikrometer dapat menyebar ke organ sekunder seperti otot, hati, ginjal, jantung, dan otak, menyebabkan efek toksik yang serius.

Penjelasan lebih lanjut menyoroti bahwa mikroplastik tidak dapat dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh, sehingga memicu inflamasi berkelanjutan, yaitu apoptosis (kematian sel terprogram) dan nekrosis (kematian jaringan). Hal ini disebabkan oleh pembentukan radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh. Selain itu, mikroplastik mengalami bioakumulasi, artinya partikel ini menumpuk di tubuh tanpa dapat disekresikan atau dimetabolisme dengan mudah, sehingga menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang. Kegiatan diakhiri dengan pelatihan praktis yang memungkinkan peserta untuk belajar langsung cara analisis mikroplastik sambil membahas strategi mitigasi seperti gerakan zero waste yang didorong oleh ECOTON.

Peserta sangat antusias mengikuti diskusi yang interaktif, banyak dari mereka baru menyadari betapa seriusnya permasalahan yang disebabkan mikroplastik baik dari segi kesehatan maupun lingkungan. Salah satu peserta kegiatan. Isfan anggota Mahasiswa Pecinta Alam MAHADIPA mengungkapkan tanpa sadar semua yang kita konsumsi sudah tercemar mikroplastik.

“Kegiatan Pelatihan ini bermanfaat karena kita jadi tahu bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi ternyata sudah tercampur mikroplastik dan sangat berguna sekali karena diajarkan mengatasi atau menguranginya,” jelas Isfan. Minggu (18/05/2025).

Kegiatan Pelatihan Analisis Mikroplastik yang diadakan oleh MAPENSA Fakultas Pertanian Universitas Jember bersama ECOTON membekali peserta dengan pengetahuan serta dorongan untuk berperan aktif dalam upaya pengurangan plastik. Dengan mengusung slogan Kecil Bentuknya. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal yang mendorong kolaborasi lebih luas antara akademisi, aktivis, masyarakat dan pemerintah dalam mewujudkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan bebas polusi plastik. TOK/*

BRUIN Deklarasi Perlindungan dan Pelestarian Sungai Brantas

Surabaya, Timurpos.co.id – Deklarasi perlindungan sungai adalah pernyataan resmi yang menyatakan komitmen untuk melindungi dan menjaga kelestarian sungai dari berbagai ancaman, seperti pencemaran, kerusakan ekosistem, dan eksploitasi yang tidak berkelanjutan. Deklarasi ini bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait lainnya tentang pentingnya sungai bagi kehidupan dan lingkungan. Selasa (06/05/2025).

Deklarasi perlindungan sungai seringkali melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat lokal, organisasi lingkungan, dan pihak swasta. Deklarasi ini dapat berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen dan tujuan perlindungan sungai, atau dapat berupa kegiatan sosialisasi dan aksi nyata di lapangan.

Tujuan deklarasi perlindungan Sungai ialah Meningkatkan kesadaran, Membangun komitmen, Meningkatkan partisipasi masyarakat, Melindungi ekosistem Sungai, Menciptakan pengelolaan yang berkelanjutan.

Azis Direktur Eksekutif BRUIN mengatakan bahwa Deklarasi perlindungan sungai adalah langkah penting dalam menjaga kelestarian sungai dan sumber daya air. Deklarasi ini harus diikuti dengan aksi nyata dan komitmen yang kuat dari semua pihak untuk mencapai tujuan perlindungan sungai yang berkelanjutan.

Dalam kegiatan ini Bruin juga melakukan pemantauan Sungai yang menggunakan serangga air atau biasa disebut BIOTILIK.
Berdasarkan istilah, Biotilik berasal dari kata ‘Bio’ yang berarti biota, dan ‘Tilik’ berarti mengamati dengan teliti, sehingga Biotilik adalah pemantauan lingkungan menggunakan indikator biota, sinonim dengan istilah biomonitoring.

Biotilik juga merupakan singkatan dari Biota TIdak bertuLang belakang Indikator Kualitas air yaitu makroinvertebrata bentos, misalnya serangga air, kepiting, udang, siput, dan cacing.

Biotilik untuk memantau kualitas sungai
Biotilik adalah metode pemantauan kesehatan sungai dengan menggunakan indikator makro invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) seperti bentos, capung, udang, siput, dan cacing. Biotilik merupakan metode yang mudah digunakan karena hanya memerlukan pengambilan sampel biota di dasar, tepian sungai atau yang menempel di bebatuan atau substrat.

Biota yang ditemukan tinggal dicocokkan dengan biota yang tertera dalam gambar panduan yang terdapat di dalam modul.
Biota yang diperoleh, dikelompokkan menjadi biota yang tidak toleran (sensitif) terhadap pencemaran dan biota yang toleran (tidak sensitif) terhadap pencemaran. Keberadaan biota yang sensitif terhadap pencemaran mengindikasikan bahwa kondisi suatu sungai masih bagus kualitasnya (tidak tercemar), sedangkan biota yang tidak sensitif terhadap pencemaran mencirikan bahwa sungai telah sakit dan tercemar.
Dari kesimpulan kegiatan identifikasi serangga air di lokasi Karang Pilang, Kami menemukan 167 serangga air yang semuanya tergabung dalam kelompok atau Family Non EPT.

Family yang kita temukan ialah : Beuccinidae, Atydae, Parathephusidae – A dan B, dan Thiaridae B.
Di Bagian akhir hasil kesemua sampel akan kita bagi menjadi 4 penilaian yaitu :
1.Keanekaragaman Jenis Family
2.Keragaman Jenis Family EPT
3.% Kelimpahan EPT
4.Indeks Biotilik.

Dengan nilai total keseluruhan 5 Point
Skor rata – rata dalah 1,25 (Tercemar Berat). Dapat di simpulkan hasil pemantauan Kesehatan Sungai dengan melihat serangga air : Tercemar Berat di Wilayah Karang Pilang Surabaya. TOK/*

Malam Keakraban Penuh Cahaya dan Harapan Para Alumni SMAK St Louis 1 Surabaya

Surabaya, Timurpos.co.id – Ikatan Alumni SMAK St Louis 1 Surabaya (IKA St Louis 1) kembali menyelenggarakan acara kebersamaan yang hangat dan penuh makna bertajuk Bloosom Lantern Night, bertempat di Grand Island Club House – Pakuwon City, Surabaya. Sabtu (03/05/2025).

Acara ini menjadi ajang silaturahmi lintas generasi bagi para alumni SMA Katolik St Louis 1, dengan total kehadiran sekitar 110 peserta dari berbagai angkatan—mulai lulusan tahun 1965 hingga angkatan muda tahun 2020.

Dengan dimulai pada pukul 17.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB, suasana acara berlangsung semarak dan penuh kehangatan. Diiringi lantunan live music dan hidangan makan malam bersama, momen yang paling menyentuh hadir melalui prosesi melarung bunga teratai di atas danau, dihiasi lilin menyala dan secarik harapan yang ditulis peserta—sebuah bentuk simbolis dari doa dan mimpi, bertema “Make A Wish”.

Venue outdoor yang mengelilingi danau memberikan nuansa eksotis nan magis dengan taburan lampion menggantung, menciptakan panorama malam yang memukau. Para peserta, dari yang senior hingga generasi muda, tampak larut dalam kebersamaan dan nostalgia, memancarkan keceriaan dalam sebuah ikatan yang terus hidup meski telah lama lulus dari almamater.

Dalam sambutannya, Ketua Umum IKA SMAK St Louis 1, Dr. Ir. Adi Widjaja, SH. (Alumni 1987) menekankan pentingnya acara seperti ini sebagai wadah memperkuat silaturahmi dan solidaritas antaralumni. Ia berharap IKA dapat terus menjadi jembatan persaudaraan yang bermanfaat bagi semua anggotanya, baik secara personal maupun profesional.

IKA SMAK St Louis 1 sendiri telah berdiri sejak tahun 2002 dan memiliki sekretariat resmi di dalam kompleks sekolah, Jl. Polisi Istimewa No. 7, Surabaya. Dengan jumlah alumni yang telah mencapai puluhan ribu, IKA juga membentuk berbagai regional di dalam maupun luar negeri, termasuk di antaranya IKA Surabaya 1 & 2, Jakarta, Bandung, Joglosemar, Bali, hingga regional internasional seperti US-Canada, Eropa, dan Taiwan.

Sebagai informasi, IKA sebelumnya juga sukses mengadakan Reuni Akbar 73 Tahun pada 6 September 2024 di Tsang Palace Surabaya, yang dihadiri hampir 700 alumni. Konsistensi dalam menyelenggarakan acara reuni berskala besar ini semakin menunjukkan peran aktif IKA dalam menjaga ikatan antaralumni dan memperkuat kebanggaan terhadap almamater tercinta, SMAK St Louis 1 Surabaya. TOK

Siswa SD Dibanting Saat Tanding Futsal di SMP Labschool Unesa

Foto: Pria Berbaju Hitam Diduga Pelaku (Int)

Surabaya, Timurpos.co.id – Polrestabes Surabaya tengah menyelidiki laporan dugaan kekerasan terhadap seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Hidayah berusia 11 tahun, berinisial BAI. Siswa tersebut dilaporkan dibanting seseorang laki-laki dewasa saat melakukan selebrasi kemenangan usai melakoni pertandingan futsal antar pelajar.

Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty Dewi Nainggolan, pelapor merupakan pelajar setara dengan kelas 5 SD. Pelapor datang membuat laporan didampingi keluarganya pada Minggu (28/4/2025).

“Laporannya malam, pukul 22.30 WIB,” kata Rina, ketika dikonfirmasi, Senin (28/04/2025). Kepada awak media.

Laporan mulanya diterima oleh petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT). Kemudian, karena melibatkan anak maka diteruskan kepada Unit Pelayanan dan Perlindungan Anak (PPA). Laporan tercatat dalam Laporan Polisi bernomor LP/B/389/IV/2025/SPKT/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JAWA TIMUR.

“(Kasus dugaan kekerasan kepada anak) masih proses penyelidikan,” ujarnya.

Apa yang dialami BAI tengah viral di media sosial. Mulanya ada akun kakak dari pelapor membuat postingan di akun Instagramnya. Pada akunnya ada narasi BAI mengalami keretakan pada tulang ekor akibat kejadian di lapangan. Otomatis postingan tersebut viral.

Informasinya, kejadian bermula tim dari sekolah BAI melakoni laga semi final pertandingan futsal melawan tim SDN Simolawang, di SMP Labschool Unesa 1 di Jalan Kawung, Kemayoran, Surabaya. Tim sekolah BAI keluar sebagai pemenang. Tiba-tiba saat BAI selebrasi di pinggir lapangan, ada laki-laki dewasa berpakaian serba hitam muncul membantingnya hingga jatuh ke lapangan. TOK

Siswa SD Temukan Ikan Makan Plastik Pada Perayaan Hari Bumi 2025

Foto: Para Siswa SDIT Al Huda Pulau Bawean Belajar Meneliti

Gresik, Timurpos.co.id – Setiap tanggal 22 April diperingati sebagai hari bumi atau earth day. Peringatan Hari Bumi 2025 mengusung tema “Our Power, Our Planet”. Peringatan ini dirayakan dalam berbagai kegiatan seperti tanam pohon atau kampanye gaya hidup ramah lingkungan.

Berbeda dengan SDIT Al Huda Pulau Bawean, siswa-siswi SDIT Al Huda Pulau Bawean melakukan aksi nyata dengan menyelidiki kondisi ekosistem sungai di sekitar sekolah. Kegiatan ini merupakan bagian dari program sekolah Ekologis. Ecokids, dan hasilnya mengejutkan: ikan-ikan dan air sungai yang ditemukan di sungai dekat sekolah telah mengandung mikroplastik.

Dari hasil identifikasi yang dilakukan oleh 6 siswa Ecokids bersama guru pendamping, ditemukan bahwa Terdapat 7 jenis fiber mikroplastik dalam tubuh ikan yang diteliti, termasuk di lambung ikan. Di dalam air sungai, ditemukan 10 partikel mikroplastik, terdiri dari 7 fiber dan 3 fragmen.Temuan ini diperkuat oleh adanya limbah tekstil di area sungai, yang diduga sebagai sumber utama fiber mikroplastik.

Niki, salah satu siswa Ecokids, mengungkapkan keprihatinannya, “Saya kaget saat lihat isi perut ikan ada plastiknya. Saya jadi lebih semangat untuk mengurangi plastik sekali pakai agar ikan yang saya makan tidak ada mikroplastiknya.”

Temuan ini diperkuat adanya sampah plastik cup yang ada di sekitar pelabuhan akibat menjamurnya kedai es teh yang menggunakan kemasan plastik cup. Plastik cup ini hanya dibuang di tepi sungai dan akhirnya menumpuk. Belum lagi pulau ini mendapat kiriman sampah dari laut. Pulau Bawean yang terkenal indahnya pantai kini tercemar oleh sampah plastik.

Melihat urgensi situasi ini, SDIT Al Huda mengambil langkah proaktif dengan menggandeng Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) Foundation untuk mengembangkan budaya reuse di area sekolah. EcoKids berencana membuat toko refill sebagai langkah mengurangi sampah plastik karena Bawean sudah Darurat Sampah plastik.

Tonis Afrianto, Project Manager Zero Waste Ecoton menyampaikan, “Kolaborasi dengan sekolah seperti SDIT Al Huda adalah bentuk nyata dari pendidikan yang membumi. Gerakan zero waste harus dimulai dari anak-anak, karena merekalah yang akan membentuk masa depan konsumsi kita. Refill station di sekolah adalah langkah strategis untuk mengurangi plastik sekali pakai secara sistemik.”

Pulau Bawean merupakan bagian dari Kabupaten Gresik yang telah memiliki Peraturan Daerah tentang Pembatasan Plastik Sekali Pakai No 3 Tahun 2021. Namun temuan mikroplastik ini menunjukkan bahwa implementasi di lapangan, khususnya di wilayah kepulauan, masih membutuhkan perhatian lebih serius.

Rissky Wahyu Saputra Kepala SDIT Al Huda Bawean mengatakan, “Peringatan Hari Bumi tahun ini menjadi momentum penting bagi SDIT Al Huda dan masyarakat Bawean untuk memperkuat komitmen dalam menjaga bumi, mulai dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan setiap hari. TOK