Surabaya, Timurpos.co.id – Nurul Amalia, anak ketiga almarhum Munif Hariyanto, berharap Polres Pelabuhan Tanjung Perak bertindak adil dalam menangani kasus penusukan yang menewaskan ayahnya. Munif meninggal setelah ditikam saat perjalanan pulang usai menghadiri acara haul di Jati Purwo, Semampir, Surabaya. Senin (10/03/2025).
“Biar polisi yang mengatur hukumannya. Keluarga tidak bisa berbuat apa-apa. Yang penting ada kepastian keadilan,” ujar Nurul, mengungkapkan harapan keluarganya.
Polisi telah mengamankan tiga tersangka dalam kasus tersebut yakni SA (33), H (40), dan FA (36). Nurul mengungkapkan dari tangkapan itu sangat-sangat mengejutkan keluarga. Polisi menduga FA, yang dikenal keluarganya sebagai “Gus FA”, sebagai dalang di balik penusukan hingga membuat ayahnya meninggal.
“Kakak saya dapatย informasi dari kepolisian itu otaknya,” katanya.
Keterangan itu sangat mengejutkan sekaligus membuat keluarga terpukul. Gus FA pernah berkunjung ke rumah mereka dan terlihat bersama almarhum di pengajian Kedinding. “Dulu, waktu ayah dan mama pulang dari haji atau umroh, dia datang ke rumah. Bapak juga pernah bertemu Gus FA di pengajian Kedinding. Sampai sekarang keluarga masih tidak menyangka,” ujar Nurul.
Insiden penusukan itu terjadi pada 25 Februari pukul 23.10, di Jalan Jakarta Surabaya. Munif, bersama istri dan tiga orang lainnya, pulang dari pengajian di Kedinding menuju Gresik. Saat melintas di Jalan Jakarta, mobil mereka ditabrak oleh dua orang yang berboncengan sepeda motor.
Munif, yang duduk di depan, segera keluar dari mobil setelah ditabrak. Tak lama, penumpang lain mendengar Munif teriak-teriak minta tolong. Penumpang lain saat turun mendapati perut ayahnya sudah dalam keadaan berlumuran darah.
“Bapak bilang ada satu orang datang yang tiba-tiba menikamnya,” jelas Nurul menceritakan kesaksian ibunya.
Menurut cerita dari ibunya kondisi jalanan saat itu sepi. Semua yang ada di dalam mobil sangat ketakutan. Khawatir pelaku masih ada yang mengintai ayahnya dievakuasi di Rumah Sakit Semen Gresik. Sekitar dua jam berada di sana, Munif dirujuk di RSUD dr Soetomo.
Pada tanggal 1 Maret nyawa Munif tak tertolong. “Informasi dari polisi ada satu pelaku yang belum tertangkap itu sebagai eksekutor yang nusuk ayah,” ungkap Nurul. TOK