Timurposjatim.com – Melibatkan 50 Peserta dalam pelatihan tersebut yang terdiri dari wilayah Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto, Gresik dan Surabaya untuk turut serta dalam menjaga Sungai Brantas. Dalam kegiatan kali ini melatih komunitas agar dapat berperan dalam melakukan pemantauan sungai, menganalisa, dan membuat suatu rekomendasi untuk pemerintah. Sabtu, (04/06/2022).
Dr Schuyler Houser Ph.D. Postdoctoral Researcher, Department of Water Resources, Faculty of Civil Engineering “Delft University of Technology” menyampaikan bahwa saya sangat senang sekali bertemu dengan banyak komunitas yang sudah mempunyai banyak solusi, seperti ibu dewi dengan mengelola bisnis yang ramah lingkungan, bu nur hamidah yang melakukan perlindungan bantaran sungai dan kampanye popok sekali pakai dan ibu endang yang melakukan kampanye untuk para pecinta alam agar di setiap pendakian membawa sampahnya Kembali.
“Saya ingin mengadakan kegiatan di pertemuan berikutnya bersama dengan komunitas untuk membahas tentang fokus pemetaan permasalahan dan mencari rekomendasi untuk melakukan aksi”. Ungkap Schuyler.
Dr. Daru Setyorini Manager Program Ecoton Mengatakan bahwa, Pelatihan kali ini bertemakan Partisipasi Perempuan dan Pemuda dalam pengelolaan Sungai Brantas, Perempuan Perlu di edukasi untuk terlibat dalam pengelolaan sungai brantas, karena perempuan dalam keluarga sebagai educator untuk anak-anaknya, pengambil keputusan dalam pengelolaan sampah dan perempuan adalah korban dari lingkungan hidup yang tidak sehat.
“Oleh karenanya kami mengajak perempuan dan pemuda untuk lebih berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup, katanya.
Eka Chlara Budiarti S.Si Kepala Laboratorium Ecoton Menyampaikan bahwa, Kegiatan yang dilakukan adalah identifikasi dan melihat pencemaran yang ada di Sungai Surabaya tepatnya di depan kantor Ecoton, Peserta diajak untuk melihat mikroplastik yang ada di sungai, Mikroplastik adalah plastik yang berukuran kurang dari 5 mm akibat faktor lingkungan (panas, limpasan air, dan faktor fisik lainnya). ada 2 jenis mikroplastik primer dan sekunder. mikroplastik primer adalah mikroplastik yang sengaja di buat industri ukurannya mikro, biasanya berbentuk microbeads / granul. mikroplastik sekunder adalah hasil degradasi plastik besar (mega / makro plastik).
“Jika mikroplastik terlepas di sungai maka semua biota yang ada di lingkungan akan memakan mikroplastik dikarenakan berbentuk sama dengan plankton, Pada tahun 2018 – 2020 Yayasan Ecoton melakukan penelitian pada feses manusia, dalam 102 sampel yang telah di identifikasi, kesemuanya mengandung mikroplastik, hal ini menjadi sebuah peringatan awal untuk kita bahwa mikroplastik sudah masuk dalam tubuh kita,” jelas Chlara.
Dalam pelatihan kali ini, peserta diajak untuk langsung melihat sungai dan mengidentifikasi pencemaran mikroplastik dan melakukan uji kualitas air dengan parameter (Nitrat, Nitrit dan Phospat).
Peserta menguji kualitas air dan menganalisa kandungan mikroplastik dalam air dan hasil identifikasi sampel mikroplastik dalam air sungai.
Dari ke lima sampel yang di ambil di sungai Surabaya depan kantor kesemuanya ditemukan mikroplastik dengan jenis Fragmen, Filamen dan Fiber. Hal ini menunjukkan bahwa sungai brantas sudah terkontaminasi mikroplastik.
Daru Setyorini berharap, hari ini peserta sudah mengetahui permasalahan besar yang ada di sungai, Setelah pelatihan hari ini para peserta membuat deklarasi brantas aksi untuk penyelamatan Sungai Brantas.
Kegiatan training ini juga menghadirkan Fully Syafi Seorang Jurnalis Foto yang juga melatih peserta tentang bagaimana cara membuat foto cerita, Angle pengambilan foto, foto story dan EDFAT (Entire Detail Frame Angle Time).
Sementara itu, Prigi Arisandi Direktur Eksekutif mengatakan bahwa Saat ini Sungai Brantas sudah sakit dan pencemaran terus terjadi, tak Ingin sungai Brantas terus tercemar, komunitas perempuan Aksi Brantas ambil peran untuk melakukan monitoring pencemaran Sungai Brantas.
“Saya sangat terkesan dengan tekat perempuan-perempuan yang tinggal di tepi Sungai Brantas, mereka punya kepedulian dan pengetahuan untuk ikut terlibat dalam menjaga Sungai Brantas” ungkap Prigi Arisandi. (TiO)