Udara Jawa Timur Terkepung Mikroplastik

PERISTIWA113 Dilihat

Timurposjatim.com – Kontaminasi mikroplastik telah menjadi tantangan global termasuk di Indonesia akibat dari pengelolaan sampah plastik yang tidak tepat. Peningkatan jumlah sampah plastik yang terus meningkat. Dari hasil penelitian dari ECOTON, bahwa 5 Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa Timur mengandung mikroplastik yakni Surabaya sebanyak 132.86 partikel/per2 jam , Gresik sebanyak 26.21 partikel/per 2jam Mojokerto sebanyak 11.45 partikel/2 jam, Sidoarjo sebanyak  218 partikel/ per 2jam  dan Jombang sebayak 16 partikel/per 2 jam.

Eka Chlara Budiarti mengatakan, bahwa
sumber pencemaran mikroplastik yang di dentifikasi. Berasal dari pengelolaan sampah plastik yang salah seperti di bakar di incenerator, tungku terbuka hingga di lahan terbuka. Selain itu, asap dari industri terutama industri recycle plastik turut andil memperparah banyaknya mikroplastik di udara. Tidak hanya itu saja, baju yang berbahan serat sintetis juga menjadi penyumbang mikroplastik bahkan di tempat umum sekalipun.

“Adapun rata-rata mikroplastik yang terkandung di Tempat Publik sebanyak 14.04 partikel/2jam, Incenerator 10.5 partikel/2jam, Industri 225.33 partikel/2jam. Tungku Terbuka 12.5 partikel/2jam dan Pembakaran terbuka 30 partikel/2jam. Jenis mikroplastik yang didapatkan ada 3 jenis yakni 76% fiber, 17% filamen, dan 7% fragmen. “ Fiber merupakan jenis paling dominan yang ditemukan dalam sampel-sampel ini. Jenis ini biasanya berasal dari serat baju, pembakaran sampah medis oleh incinerator maupun tungku pembakaran. Juga dari pembakaran sampah kain, popok dan pembalut.” kata Eka, Minggu (17/04/2022).

Udara Jawa Timur Terkepung Mikroplastik

Mikroplastik yang tersebar di udara dapat terhirup dan masuk ke sistem pernafasan seperti yang telah dilaporkan baru–baru ini, dimana mikroplastik teridentifikasi di 11 paru-paru manusia sebanyak 39 partikel[2]. Selain mikroplastik, zat-zat yang terkandung di dalamnya akan terlepas ke lingkungan. Zat–zat tersebut dapat berpotensi berpindah ke tubuh manusia juga dan berefek ke kesehatan antara lain.

Baca Juga  Polres Malang Berangkatkan Ratusan Peserta Balik Mudik Gratis Lebaran 2024

BPA dan Phthalate berpotensi memicu kanker payudara, pubertas dini, diabetes, obesitas dan gangguan autisme, Senyawa Pengganggu Hormon memicu gangguan kehamilan, gangguan tiroid, berat lahir kurang, asma dan kanker prostat, Senyawa Penghambat Nyala memicu penurunan IQ, gangguan hormon dan penurunan kesuburan dan Senyawa Perflourinasi memicu kanker ginjal dan testis, menaikkan kolesterol, penurunan respon imun pada anak.

Rafika selaku staf edukasi ECOTON menambahkan, bahwa Ancaman mikroplastik sekarang nyata sekali. Di balik sudah di temukannya pada udara lalu sekarang pada paru–paru manusia. Ternyata ada bahaya dari senyawa kimia yang juga berdampak ke kesehatan manusia. Efek yang di rasakan mungkin tidak akan di rasakan secara langsung, namun jika terus menggunakan plastik dan terpapar mikroplastik serta senyawa yang di kandungnya maka bisa di pastikan >5 tahun lagi akan berdampak ke tubuh manusia.

“Maka untuk mengurangi adanya kontaminasi mikroplastik di udara kami mendesak Pemerintah mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di wilayahnya. Serta mengawasi industri pencemar mikroplastik, tidak memperbanyak false solution technology seperti tungku terbuka di TPS. Melainkan lebih banyak untuk bisa membangun TPS3R, tidak menggunakan incinerator.

Masih kata Rafika, untuk Industri  mengurangi produksi berbahan plastik dan menggunakan filter membrane pada corong asap untuk mengurangi kontaminasi partikel mikroplastik di udara.

“Dan untuk masyarakat, kami mengajak untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, lebih bijak memilih bahan yang ramah lingkungan seperti baju yang tidak berbahan serat sintetis dan tidak membakar sampah plastik,” kata Rafika.

Untuk di ketahui, bahwa  Banyaknya sampah plastik memberikan tekanan pada kesehatan lingkungan terutama bisa menghadirkan remahan plastik yang di namakan Mikroplastik. Mikroplastik merupakan partikel plastik yang berukuran 100 nm sampai dengan 5 mm. Kontaminasi mikroplastik telah menjadi tantangan global termasuk di Indonesia akibat dari pengelolaan sampah plastik yang tidak tepat serta peningkatan jumlah sampah plastik yang terus meningkat. Bahkan manusia berpotensi menelan 5 gram mikroplastik setiap minggunya. Salah satu jalur masuk mikroplastik ke tubuh manusia adalah melalui udara. Daur hidup (Lifecycle) mikroplastik di udara yang berasal dari sumber-sumbernya akan masuk dan terus tetap dalam siklus hidrologi bahkan bisa memindahkan mikroplastik melalui awan sehingga di turunkan lewat hujan ke wilayah yang belum terjamah oleh aktivitas manusia sekalipun. Seperti pada studi terkini[1] menemukan keberadaan mikroplastik pada wilayah antartika sebanyak 22 partikel/L. (TIO)

Baca Juga  Joko Karyawan Ekpedisi, Gelapkan Barang Kiriman

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *