Timurposjatim.com – Kontaminasi mikroplastik telah menjadi tantangan global termasuk di Indonesia akibat dari pengelolaan sampah plastik yang tidak tepat. Peningkatan jumlah sampah plastik yang terus meningkat. Dari hasil penelitian dari ECOTON, bahwa 5 Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa Timur mengandung mikroplastik yakni Surabaya sebanyak 132.86 partikel/per2 jam , Gresik sebanyak 26.21 partikel/per 2jam Mojokerto sebanyak 11.45 partikel/2 jam, Sidoarjo sebanyak 218 partikel/ per 2jam dan Jombang sebayak 16 partikel/per 2 jam.
Eka Chlara Budiarti mengatakan, bahwa
sumber pencemaran mikroplastik yang di dentifikasi. Berasal dari pengelolaan sampah plastik yang salah seperti di bakar di incenerator, tungku terbuka hingga di lahan terbuka. Selain itu, asap dari industri terutama industri recycle plastik turut andil memperparah banyaknya mikroplastik di udara. Tidak hanya itu saja, baju yang berbahan serat sintetis juga menjadi penyumbang mikroplastik bahkan di tempat umum sekalipun.
“Adapun rata-rata mikroplastik yang terkandung di Tempat Publik sebanyak 14.04 partikel/2jam, Incenerator 10.5 partikel/2jam, Industri 225.33 partikel/2jam. Tungku Terbuka 12.5 partikel/2jam dan Pembakaran terbuka 30 partikel/2jam. Jenis mikroplastik yang didapatkan ada 3 jenis yakni 76% fiber, 17% filamen, dan 7% fragmen. “ Fiber merupakan jenis paling dominan yang ditemukan dalam sampel-sampel ini. Jenis ini biasanya berasal dari serat baju, pembakaran sampah medis oleh incinerator maupun tungku pembakaran. Juga dari pembakaran sampah kain, popok dan pembalut.” kata Eka, Minggu (17/04/2022).
Mikroplastik yang tersebar di udara dapat terhirup dan masuk ke sistem pernafasan seperti yang telah dilaporkan baru–baru ini, dimana mikroplastik teridentifikasi di 11 paru-paru manusia sebanyak 39 partikel[2]. Selain mikroplastik, zat-zat yang terkandung di dalamnya akan terlepas ke lingkungan. Zat–zat tersebut dapat berpotensi berpindah ke tubuh manusia juga dan berefek ke kesehatan antara lain. (lebih…)