Sumenep, Timurpos.co.id – Kasus bullying di sekolah, mulai dari jenjang SD hingga SMA/SMK, masih menjadi isu berkelanjutan yang memprihatinkan dan merugikan sistem pendidikan Indonesia. Seiring dengan kemajuan teknologi, angka kasus bullying justru meningkat dengan pelaku yang semakin bervariasi.
Menyadari urgensi ini, sekelompok mahasiswa KKN 34 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melaksanakan program sosialisasi anti-bullying di SDN Dungkek sebagai upaya preventif untuk mengurangi kekerasan pada anak.
Sosialisasi ini melibatkan murid kelas 5 dan 6 SDN Dungkek, dimulai pukul 08.00 hingga 09.00 WIB. Mahasiswa sebagai pemateri memperkenalkan perilaku bullying, mulai dari pengertian hingga jenis-jenisnya. Aktivitas ini membantu siswa mengenali perbedaan antara cyberbullying, bullying fisik, dan bullying verbal.
“Dari sosialisasi ini, harapan kami adalah mereka terdorong untuk berani melapor kepada guru jika menyaksikan atau menjadi korban bullying,” ujar Ibu Linda, wali kelas SDN Dungkek.
Menggunakan metode simulasi sederhana, permainan, dan media audio-visual, siswa SDN Dungkek belajar tentang nilai toleransi, empati, dan kerja sama. Sosialisasi bersifat interaktif, menciptakan suasana yang mendukung dan ramah, sehingga siswa merasa dihargai dan aman di lingkungan sekolahnya.
Pemateri juga menjelaskan dampak bullying dan langkah-langkah pencegahannya, yang tidak hanya menambah pengetahuan siswa, tetapi juga dapat menurunkan kasus siswa yang mengalami gangguan mental, takut pergi ke sekolah, atau proses tumbuh kembang yang terhambat akibat perundungan.
“KKN 34 UTM memilih sosialisasi bullying di tingkat SD karena kami melihat peningkatan kasus depresi pada anak dan putus sekolah akibat bullying,” ujar Elysa Handayani, ketua pelaksana program sosialisasi bullying KKN 34 UTM.
Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan para guru SDN Dungkek yang aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab dan diskusi. Guru-guru diberi pemahaman tentang bagaimana menangani kasus bullying dan cara-cara efektif untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari bullying. Hal ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara siswa dan guru dalam menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman. Salah satu siswa kelas 6, Anthony, mengungkapkan bahwa sosialisasi ini sangat bermanfaat.
“Saya sekarang tahu bahwa bullying itu salah dan bisa berdampak buruk bagi teman-teman. Saya akan melaporkan kepada guru jika melihat ada teman yang di-bully,” ujarnya dengan semangat.
Para mahasiswa juga mengadakan sesi simulasi di mana siswa diajak untuk memainkan peran dalam situasi bullying, baik sebagai korban, pelaku, maupun penonton. Simulasi ini membantu siswa memahami perasaan dan dampak dari setiap peran, serta bagaimana cara bertindak yang benar saat menghadapi bullying.
Di akhir kegiatan, mahasiswa memberikan hadiah berupa alat tulis kepada siswa yang aktif berpartisipasi dan menjawab pertanyaan dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai bentuk apresiasi dan untuk memotivasi siswa agar terus bersikap positif dan proaktif dalam mencegah bullying di lingkungan sekolah.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari rangkaian program KKN 34 UTM yang bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesejahteraan anak. Diharapkan, melalui kegiatan seperti ini, angka kasus bullying dapat ditekan dan anak-anak dapat menikmati masa sekolah yang lebih bahagia dan produktif. TOK