Timurposjatim.com – Sidang perkara aborsi di hotel kawasan Jalan Kusuma Bangsa Surabaya kembali digelar dengan agenda pemeriksaan terdakwa Novidya Blestika Pracoyo dan pacaranya, Muhammad Rizky Alex (berkas terpisah).Senin (14/02/2022).
Novidya mengaku, saat melancarkan aksinya, usia kandungannya tengah berjalan empat bulan. Dia mengaku, tak ada yang memberi saran untuk melakukan aborsi. Novidya mengatakan hanya ingin menutupi aibnya yang hamil di luar nikah.
“Saya tidak sempat melihat anak saya seperti apa Yang Mulia. Karena rasanya sakit sekali. Saat itu saya duduk di kloset hotel. Jadi saya tidak bisa membedakan antara BAB atau melahirkan,” ujar Novidya.
Novidya mengatakan jika dirinya baru pertama kali melahirkan. Di samping itu, saat aborsi, Novidya mengaku masih sadar. Sebab dirinya masih menginap di hotel sampai dua hari lamanya. Dia datang bersama Nurrachmad Hudan Trisaputra (berkas terpisah) atas kemauannya.
“Iya saya datang bersama dia. Saya cerita semua sama dia kalau saya hamil. Obat itu dimasukkan ke kelamin didorong pakai kelamin dia (Nurrachmad Hudan Trisaputra, Red),” aku Novidya.
Novidya juga mengaku, jika selama dirinya hamil, tak pernah memberi tahu keluarganya. Di sisi lain, Novidya mengaku jika selama hamil, pacarnya, Muhammad Rizky Alex tak bisa dihubungi. Bahkan sampai satu bulan lamanya.
Namun kesaksian Novidya itu dibantah Alex. Alex mengaku jika HP-nya selalu dalam keadaan on. Di sisi lain, kehamilan Novidya sudah dilaporkan Alex kepada orang tuanya. Alex mengaku jika diminta menikahi Novidya oleh orang tuanya. “Tapi Novi selalu menolak Yang Mulia,” akunya.
Alex juga mengatakan, jika dirinya ingin membesarkan anak yang dikandung Novidya. Namun, Novidya selalu menolak. Sejak pacaran, Alex mengakui jika kerap berhubungan badan dengan Novidya. Alex mengaku, karena dipaksa Novidya.
“Saya dipaksa dia Yang Mulia. Karena katanya menganggur. Mungkin sekitar 8 sampai 10 kali. Enggak pakai pengaman. Yang dikeluarin di dalam sekitar tiga kali Yang Mulia,” tegas Alex saat ditanya Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sulfikar.
Tak hanya itu, Alex juga menyebut jika Novidya sebelumnya sudah pernah hamil dengan mantannya. Hal itu diketahui saat dirinya datang ke kosnya dan menemukan alat tes kehamilan. “Saya tanya, dia ngaku kalau punya dia sama mantannya dulu,” imbuh Alex.
Selain itu, Alex mengakui jika Novidya datang ke apartemennya dan memberitahu jika sedang hamil. Saat itu, Novidya menunjukkan alat tespek dan diketahui bergaris dua. “Anda tahu itu artinya apa?,” tanya JPU.
“Iya tahu Yang Mulia. Itu positif. Saat diberi tahu saya sempat diam. Memikirkan itu,” bebernya.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) I Gede Willy Pramana menghadirkan tiga saksi. Yaitu Sodikin, sebagai Engineering, Reanita Fitriatul Laili selaku Manager Operasional dan Yanno sebagai Housekeeping. Novidya diketahui memesan room 505, 1 September 2021 lalu.
Dua hari kemudian, Novidya check out sekitar pukul 08.00. Sepengetahuannya, saat masuk hotel, Novidya bersama rekannya dalam keadaan segar bugar. Tapi saat check out terlihat dalam keadaan tertatih-tatih. “Jadi dengan kejadian itu, kami melaporkan ke pihak berwajib”, ujar Reanita.
Menurutnya, di room 505 itu, tak ada jenis obat-obatan. Hanya ada bercak noda darah pada sprei. Hal itu dibenarkan Yanno. Yanno bertugas membersihkan kamar setiap kali tamu meninggalkan hotel.
“Saat sedang bersih-bersih itu, kok sprei ada bercak noda darah serta pada handuk ada sedikit bercak darah,” ujar Yanno dalam kesaksiannya.
Sodikin, yang saat itu memperbaiki septic tank yang mengalami gangguan melihat ada tangan dan kaki yang ternyata adalah sesosok janin. Sayangnya kondisi kepala ternyata sudah putus. Janin itu terbungkus plastik dan menyumbat saluran septic tank.
“Akhirnya saya lapor management,” ujar Sodikin.
April 2021 lalu, Novidya menjalin asmara dengan Muhammad Rizky Alex (berkas terpisah). Saat berpacaran, keduanya kerap berhubungan badan kayaknya suami istri. Salah satunya dilakukan di kos Widya, di Jalan Tropodo Sidoarjo, dan apartemen di kawasan Jalan Kyai Abdul Karim, Rungkut Menanggal, Gunung Anyar, Surabaya.
Juni 2021, Novidya datang ke apartemen Alex di lantai delapan. Dia menunjukkan hasil tes kehamilannya yang positif. Melihat garis dua pada alat tes kehamilan itu, Alex pun terkejut dan kaget. Alex pun takut dan merasa tak siap jadi bapak.
Alex kemudian menyarankan Novidya untuk menggugurkan kandungannya dengan obat. Novidya pun setuju. Juli 2021, Alex yang saat itu berada di Kalimantan, lalu membelikan obat penggugur kandungan di pedagang kaki lima Kota Banjar Kalimantan.
Dua pekan kemudian, paket datang dan ditemukan Novidya. Novidya pun meminum obat itu. Namun tak ada reaksi apa-apa. Agustus 2021, atas persetujuan Alex, Novidya membeli obat penggugur yang lain. Dia pun membelinya secara online untuk empat butir pil.
September 2021, Novidya pergi ke hotel dan memberitahu Nurrachmad jika dirinya hamil. Novidya meminta bantuan Nurrachmad untuk ikut menggugurkan janin di rahimnya itu. Nurrachmad pun menyetujuinya. Novidya pun meminum satu butir obat.
Sementara satu butir lainnya dimasukkan ke kelaminya dengan bantuan Nurrachmad dengan cara berhubungan badan. Akhirnya obat tersebut pun berhasil masuk dengan sempurna. Di tempat yang sama, Novidya mengalami sakit pada perut dan kelaminnya.
Akhirnya gumpalan darah pun keluar dari rahim Novidya. Gumpalan darah itu pun dibuang ke kloset, dan Novidya melanjutkan tidurnya. Salah satu karyawan hotel lalu menemukan jasat bayi itu berlumuran darah saat membersihkan septic tank hotel.
Akibatnya terdakwa Nurrachmad Hudan Trisaputra didakwa melanggar pasal 77 A Jo. pasal 45 A UU RI No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo. pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPidana. (TIO)