Jakarta, Timurpos.co.id – Desa Binaan Bakti BCA menggali potensi wisatanya dengan mengundang sejumlah pelajar dari Jakarta untuk tinggal dan menjalani keseharian (live in) di desa. Pendekatan wisata ini cara kreatif desa dalam mempromosikan potensi wisata yang dapat menggerakkan perekonomian warga setempat. Senin, (10/04/2023).
Beberapa waktu lalu, 100 pelajar dan staf pengajar High Scope berkunjung ke Desa Wisata Tamansari, Banyuwangi. Sementara itu, hampir 200 pelajar dan staf pengajar dari SMP Santa Laurensia Alam Sutera berkunjung ke Desa Wisata Pentingsari Yogyakarta. Keikutsertaan para siswa live in dan field trip di desa wisata diharapkan dapat mempelajari nilai budaya dan kesenian setempat, hingga turut serta dalam usaha pelestarian lingkungan yang dibalut dalam konsep wisata.
“Kehadiran siswa dan staf pengajar di desa dalam rangka live in maupun field trip diharapkan semakin mengasah keterampilan pengurus desa yang merupakan bagian dari komitmen BCA dalam mengembangkan Desa Binaan Bakti BCA,” kata EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.
Kepala BCA KCU Banyuwangi Edwin Christian menambahkan, Kami senang karena Desa Wisata Tamansari menjadi pilihan tempat bagi sekolah High Scope Indonesia untuk melakukan program live in dan community service.
“Kunjungan siswa dapat meningkatkan kapabilitas pengurus desa dalam menangani wisatawan dalam jumlah besar dan memberikan pengalaman yang berkesan ketika mengunjungi desa,” tambahnya.
Sementara itu, Francisca Ariningrum I.W. selaku perwakilan Kepala Sekolah High Scope Kelapa Gading mengatakan, bahwa High Scope menghargai program kerja sama atau kesempatan yang diberikan kepada siswa-siswi kami untuk dapat merasakan langsung kehidupan masyarakat Desa Wisata Tamansari dan belajar banyak tentang kebudayaan Banyuwangi.
“Kami juga mengapresiasi BCA atas gagasannya melibatkan dan memperkenalkan Desa Binaan Bakti BCA ke sekolah-sekolah yang memiliki program live in dan field trip karena program ini tidak hanya memberi manfaat kepada desa binaan, tetapi juga kepada siswa-siswi kami.” Katanya.
Program live in dan field trip dengan jumlah peserta yang besar ini menjadi kesempatan bagi pengurus desa wisata dalam mengasah keterampilan menerima tamu dalam jumlah besar. Sebagai pihak yang menjembatani program ini, BCA mengapresiasi pendekatan wisata yang mengedepankan nilai-nilai kultural kepada anak muda.
Adanya pendekatan wisata edukatif memungkinkan agar Desa tidak sekadar menjual keindahan alam semata. Namun juga dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan nilai budaya kepada generasi muda, sebagai bentuk pembelajaran non-akademik yang penting dalam menjaga identitas bangsa.
Selain itu, program wisata edukasi memungkinkan Desa untuk mengembangkan potensi ekonomi. Semakin terampil para pengurus mengolah potensi wisata desanya, semakin kencang perputaran roda perekonomian di desa tersebut.
BCA meyakini, upaya memperkenalkan budaya sebagai identitas bangsa kepada generasi muda dan upaya mendukung UMKM di Desa Binaan dapat berjalan beriringan.
“Kami berharap dengan adanya program ini dapat membuat Desa Binaan Bakti BCA menjadi desa yang kuat secara ekonomi dengan memanfaatkan potensi wisata yang dimiliki,” pungkas Hera.
BCA telah memiliki program Desa Binaan sejak 2012 dan mengayomi 15 Desa Binaan Bakti BCA di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk melatih para pengurus Desa Binaan Bakti BCA untuk mempertahankan tradisi dan seni budaya khas desa dan memperkenalkannya ke publik, serta meningkatkan kemampuan desa dalam mengelola potensi wisatanya sehingga meningkatkan perekonomian desa. Ti0