Surabaya, Timurpos.co.id – Soemiati Santoso mencari anak ketiganya, Erwin Suwiji yang hingga sekarang tidak diketahui keberadaannya. Perempuan 60 tahun itu telah melaporkan kehilangan anaknya tersebut ke Polrestabes Surabaya. Ibu dari tiga anak ini mengaku sudah tiga tahun mencari keberadaan anak bungsunya itu tetapi tidak ditemukan. Selasa, (23/07/2024).
Soemiati mengatakan, Erwin sebenarnya sudah tidak tinggal lagi dengannya di rumah Jalan Kapasari sejak 2012 karena kuliah di Singapura. Usai menamatkan kuliahnya, Erwin yang kini berusia 30 tahun tidak pulang ke rumah Soemiati. Dia memilih tinggal bersama kakak pertamanya, Andrian Suwiji di Jalan Tambak Madu. “Erwin sempat pulang ke rumah ketika papanya meninggal pada 2014 lalu,” kata Soemiati.
Selama tidak tinggal serumah, Soemiati jarang berkomunikasi maupun bertemu dengan kedua anaknya, Andrian dan Erwin. Dia hanya mendapatkan kabar mereka dari anak keduanya, Sherly Suwiji yang tinggal serumah dengannya. “Mereka (Andrian dan Erwin) tidak pernah mau saya hubungi dengan dalih sibuk bekerja,” ujarnya.
Di samping itu, sejak suaminya, Sindu Wadiro Suwiji meninggal, Soemiati juga bersengketa dengan anak-anaknya tersebut terkait harta warisan peninggalan mendiang. Soemiati menggugat ketiga anaknya di beberapa pengadilan terkait sengketa aset peninggalan mendiang Sindu. “Terakhir saya bertemu Erwin pada 2023 akhir saat sidang di Pasuruan. Dia sempat menyapa saya. Setelah itu tidak pernah bertemu lagi,” ungkapnya.
Sherly Suwiji menambahkan, setahun lalu, kakaknya Andrian meneleponnya mengabarkan jika Erwin telah meninggal di rumah sakit. Menurut Sherly, Andrian ketika itu mengatakan, bahwa dirinya ketika itu sempat bertengkar dengan Erwin. “Erwin ingin pulang ke rumah minta maaf ke mama (Soemiati) tapi tidak boleh sama Andrian. Mereka berantem, Erwin dipukul Andrian sampai pingsan lalu dirawat di rumah sakit. Tidak lama Andrian telepon lagi mengabarkan kalau Erwin meninggal,” tuturnya.
Dikatakan Sherly, Andrian menyebut bahwa Erwin dikubur di Kota Batu, di samping kuburan mendiang ayah mereka. Namun, Andrian memintanya untuk merahasiakan dari Soemiati, ibunya karena takut. Setelah setahun berlalu, Sherly baru bercerita kepada ibunya tentang adiknya.
“Saya sempat bongkar kuburan, tetapi tidak ditemukan. Akta kematian juga tidak ada. Andrian juga tidak tahu di mana. Di rumahnya juga tidak ada. Saya hanya ingin tahu kalau dia meninggal di mana kuburannya, kalau dia hidup di mana tinggalnya. Bagaimanapun mereka anak saya,” katanya.
Terpisah Humas Polrestabes Surabaya, AKP Harioyoko terkait adanya laporaan kehilangan Orang di Polresbes Surabaya, membernarkan adanya laporan tersebut.
Untuk diketahui perkara kehilangan ini, sudah dilaporkan di Polrestabes Surabaya, berdasarkan Tanda Bukti Lapor, Nomer: L/Ganguan/B/06/V/2024/POLRESTABES SURABAYA/POLDA JATIM. Pada hari Senin, 27 Mei 2024 sekira pukul 19.30 WIB.
Sementara itu, Billy Aldo yang menjadi pengacara Andrian dan Erwin dalam sejumlah perkara perdata masih belum dapat dikonfirmasi hingga berita ini selesai ditulis. TOK