Pontianak, Timurpos.co.id – Buntut adanya Pemberitaan terkait adanya dugaaan Penyalahgunaan Narkotika Jenis Pil Ektasi yang melibatkan murid SMP Negeri 14 Pontianak, Kepala Sekolah SMP Negeri 14 Pontiank, Neti Herwati S.Pd, M.M.Pd., meradang, dengan alasan berita itu sepihak.
Atas kejadi tersebut pihak BNN Kota Pontianak mengadakan pertemuan, Dalam pertemuan tersebut, Sempat ada bersi tengang, Sebab seorang pria yang ikut bersamanya yang disebut sebut anaknya notabene guru sekolah juga, sempat menghardik sejumlah wartawan sambil melontarkan ucapan yang tak pantas bagi seorang pendidik, sehingga menyulut emosi wartawan lainnya. Ucapan yang dimaksud menyebut wartawan tidak profesional dalam pemuatan berita.
Menurut para wartawan, usai mendengar kabar adanya sejumlah siswa SMP Negeri 14 Pontianak diduga dikeluarkan dari sekolah dengan alasan membawa narkoba jenis inex , kontan hari itu juga para awak media langsung menuju ke sekolah SMP Negeri 14 Pontianak Timur guna konfirmasi.
Namun Kepseknya Neti Herwati tidak berada di tempat. “Kami minta pihak sekolah menghubungi kepsek, namun ditunggu hampir 1 jam tidak ada kabar. Karena tugas sebagai wartawan sudah sesuai kode etik, maka berita kami tayangkan”, ungkap salah seorang wartawan.
Dalam berita yang viral sebelumnya disebutkan Sawal orang tua siswa dari MS sempat protes karena anaknya dituduh kepsek membawa narkoba jenis inex.
“Ini yang membuat saya tidak terima karena anak saya dituduh membawa narkoba. Kalau ada membawa mana bukti narkoba jenis inex tersebut. Jangan main tuduh tanpa barang bukti”, ungkap Sawal geram.
Seperti diketahui Sawal wali murid/orang tua dari MS protes atas sikap Kepsek SMP Negeri 14 Pontianak Timur yang menurutnya telah mengeluarkan anaknya dari sekolah dengan alasan dan tanpa barang bukti (BB) yang kuat. “Kepsek mendapat informasi yang hanya kata kawan kawannya, sementara barang yang dituduhkan tidak ada”, ungkapnya.
Berita ini sempat viral baik di medsos maupun media online. Akhirnya terjadi pertemuan baik dari pihak BNN Kota Pontianak, Kepsek SMP Negeri 14 Pontianak Timur dan di liput para wartawan.
Kepsek SMP 14 Pontianak Timur Neti Herwati saat itu sempat menghardik wartawan dengan bertanya ” siapa yang membuat berita tanpa ada penjelasan saya”. Saat itu para wartawan tidak menjawab. Akhirnya membuat kepsek dan anaknya berang dengan mengeluarkan ucapan yang merendahkan profesi wartawan. Dan terjadi ketegangan kepsek dan anaknya dengan awak media yang hadir.
Kepsek mengatakan kepada wartawan berita yang di tayangkan hanyalah sepihak. Sementara menurut para wartawan waktu di konfirmasi kepala sekolah tidak ada di sekolah, kemudian di telpon tak di angkat, di WA tak dibalas dengan alasan tidak ada kuota atau tidak bukak chat wa.
Saat melakukan mediasi antara kepala sekolah dan wartawan di kantor BNN kota, kepala sekolah mencoba mengintervensi wartawan bahkan pengancaman dari pihak keluarga kepala sekolah.
“Sampai hampir adu jotos antara anak kepala sekolah dengan wartawan. Hal ini di picu anak kepala sekolah menodong wartawan memakai HP nya untuk merekam dan menyuruh wartawan mengakui atas berita yang sudah viral itu setelah sesi wawancara kepala BNN kota. Bahkan menyebut wartawan tidak becus”, ungkap salah seorang wartawan yang ikut meliput.
“Seharusnnya kepala sekolah harus lebih bijak dalam mengatasi situasi bukan malah sewenang wenang dan mau benar sendiri, ini kan mencontoh kan bahwa wartawan saja di intervensinya apa lagi anak murid nya”, ungkap wartawan lainnya.
Sementara itu menyikapi hal ini banyak mendapat sororotan organisasi pers. Antara lain dari Wakil Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kalbar Udin Subari. Dia sangat menyayangkan atas sikap Kepsek SMP Negeri 14 Pontianak Timur yang seyogianya sebagai seorang pendidik, apalagi sudah bergelar S2 seharusnya memberikan suatu suri ketauldanan yang baik, sabar dan tenang menghadapi hal ini.
“Bukan mencak mencak apalagi mengeluarkan kata kata yang merendahkan profesi wartawan. Bahkan sambil membawa suami dan anaknya yang sama sekali mereka tidak berkepentingan dalam hal ini, bahkan malah menambah mengeruhkan suasana. Cara menyelesaikan masalah dengan cara preman Ini sudah nggak benarlah, nggak mendidik”, ungkap Udin Subari.
Kemudian mantan Sekretaris PWI Kalbar Zainul Irwansyah, SE – biasa disapa Buyung- menambahkan Kepseknya tak perlulah mencak mencak, cukup undang wartawan lakukan klarifikasi gunakan hak jawabnya. ” Seorang pendidik tak pantas mengeluarkan kata kata melecehkan profesi wartawan”, pungkasnya. M12