Gresik, Timurpos.co.id — Sebagai bagian dari inisiatif “Gresik Kawasan Merdeka Sampah” (GKMS), kader lingkungan dari Kelurahan Mojoroto, Desa Balongpanggang, Kecamatan Balongpanggang, mengikuti kegiatan studi tiru di Ecoton Foundation, Sabtu (16/12/2024).
Kunjungan ini bertujuan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis kawasan yang berkelanjutan diikuti oleh 15 orang dari kader lingkungan dan pemerintah desa Balongpanggang.
Kegiatan dimulai dengan sesi diskusi mengenai pengelolaan sampah skala kawasan dan manajemen kelembagaan tata kelola sampah skala kawasan. Dalam sesi ini, peserta mendapatkan pemaparan tentang pentingnya kolaborasi antara komunitas lokal, pemerintah, dan swasta untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efektif dan efisien.
Setelah diskusi, rombongan melanjutkan kunjungan ke TPS3R Wringinasri di Desa Wringinanom. Di fasilitas ini, mereka mempelajari proses pemilahan sampah serta pengolahan limbah organik menjadi kompos. “Kami sangat terinspirasi oleh bagaimana TPS3R memanfaatkan sampah organik untuk menghasilkan kompos yang bermanfaat bagi pertanian lokal dan tidak ada pengelolaan sampah dengan pembakaran” ujar Eka Ernawati, salah satu kader lingkungan. Sabtu (21/12/2024).
Selain itu, peserta juga berkesempatan mengunjungi toko refill Ecoton Foundation, yang menawarkan solusi pengurangan penggunaan plastik sekali pakai melalui sistem isi ulang. Kunjungan ini memberi wawasan praktis tentang cara mengurangi konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Puncak kegiatan adalah kunjungan ke laboratorium Ecoton, tempat peserta diajak melihat langsung penelitian terkait mikroplastik. Peserta diperlihatkan bagaimana sampah plastik dapat mencemari air dan ekosistem, bahkan masuk ke dalam rantai makanan manusia.
Direktur Ecoton Foundation, Dr. Daru Setyorini, M.Si., menekankan bahwa pendekatan holistik seperti yang diterapkan di Ecoton sangat penting untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat. “Melalui tata kelola kelembagaan dan keterlibatan masyarakat disertai edukasi dan inovasi seperti ini, kami berharap komunitas-komunitas lokal dapat menjadi motor penggerak dalam menciptakan kawasan bebas sampah” ujar Daru.
Kader lingkungan Kelurahan Mojoroto mengaku optimis bahwa pengalaman dan ilmu yang mereka dapatkan dari kunjungan ini bisa diterapkan di tingkat lokal. Mereka berencana memulai inisiatif baru seperti pembentukan kelembagaan tata kelola sampah skala kawasan, pengelolaan sampah organik, hingga promosi pengurangan plastik melalui penerapan sistem reuse.
“Kami percaya, langkah kecil yang dimulai dari keterlibatan masyarakat dan kader lingkungan desa Balongpanggang Kabupaten Gresik seperti kami akan menjadi bagian dari solusi besar bagi Gresik untuk menjadi kawasan merdeka sampah,” tutup Eka Ernawati. TOK/*