Surabaya, Timurpos.co.id -Sidang perkara pidana tindak kekerasan dan ancaman terhadap korbannya Agustinus Eko Pudji Prabowo, di Lobby Apartemen One Icon Residen, jalan Embong Malang 21-31 Surabaya, dengan cara menendang kaki korban dan muka korban sambil melontarkan ancaman, dengan Terdakwa Heru Herlambang Alie,IR,MBA anak dari Hermanto Alie (alm), penghuni apartemen mewah, dikenal memiliki harga jual tinggi,per unit 5 miliar lebih, dipimpin ketua.majelis hakim R.Yoes Hartyarso, diruang Cakra PN.Surabaya, Senin (22/07/2024).
Dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Darwis, dari Kejari Surabaya, Menyatakan Terdakwa Heru Herlambang Alie,IR,MBA anak dari Hermanto Alie (alm), melakukan tindak pidana, “Secara melawan hukum memaksa orang lain supaya melakukan, tidak melakukan, atau membiarkan sesuatu, dengan memakai kekerasan, atau dengan memakai ancaman kekerasan, baik terhadap orang itu sendiri maupun orang lain” “Sebagaimana diatur dan diancam pidana sesuai Pasal 335 ayat (1) ke-1 KUHP.”
Selanjutnya JPU menghadirkan saksi korban Agustinus Eko Pudji Prabowo,Building Management (BM) di Apartemen One Icon ResidenEmbong Malang 21-31 Surabaya, mengatakan, “Saat itu saya jelaskan kepada terdakwa,jika area parkir LT.P13 atau P 3, belum layak digunakan, namun Terdakwa tetap minta dibuka, saya katakan minta waktu 3 bulan untuk.menyiapkan kelengkapan rambu lain-lain, terdakwa tetap tidak mau, minta secepatnya dibuka, saat pak Fedriec Yacob bagian Purchasing datang,juga menjelaskan prosedur pengadaan barang, pemilihan vendor, negoisasi harga, survei vendor,harus ada 3 vendor sebagai pembanding dan membutuhkan waktu, namun Terdakwa tetap minta di buka akses lift P13/P3.” jelas saksi.
Terdakwa tidak berkenan, apa yang saksi sampaikan, saat terdakwa emosi, emosi yang bagaimana, bisa ditirukan kata- katanya,” tanya Jaksa Darwis.
“Saya memohon waktu untuk persiapan, namun minta segera, terdakwa dengan cukup emosi, kakinya digerakkan, berkata,”cepat segera harus besok dibuka”, ada pergerakan kakike arah kaki saya, tapi tidak kena,” jelasnya.
“Apa anda menghindar sehingga tidak kena yang pertama, atau anda refleks,” tanya Jaksa.
“Gerakan kaki kedua, kena kaki saya, lalu terdakwa berdiri langsung menendang muka saya, kalau saya tidak refleks pasti saya kena tendangan,”
“Sebenarnya saya tetap tidak berkenan untuk membuka, pak Yacob ada disitu, akhirnya saya buka karena takut, saya pastikan kalau area parkir P13 dibuka karena menyangkut keamanan, masih banyak kurangnya, saat itu saya dalam tekanan,” katanya.
“Tanggal 15, pernah gak terdakwa mengatakan kalau mobilnya ada beset, baret,” tanya Jaksa.
“Saya tidak melihat langsung, hanya ditujukan foto-foto baretnya, memang ada baretnya, kita gak tau baret itu saat mobil diluar atau saat diparkiran.”
“Saat tendangan pertama sampai gak ke kaki saudara,tendangan kedua apakah terdakwa langsung maju,” tanya PH terdakwa.
“Awalnya jaraknya 2 meter, duduknya agak maju, tendangan pertama saya refleks tidak kena, terdakwa langsung berdiri menendang kaki kiri saya, sambil mengancam “Besok dibuka”, intinya tetap minta dibuka, saya tertekan dan takut.”terang saksi.
“Kenapa laporannya baru 39 hari kemudian,” tanya PH terdakwa.
“Hati saya tidak karuan pak, karena saya sangat ketakutan,saya tidak bicara pada siapa pun,”terangnya.
“Pada point 16, saksi hanya melapor ya, belum membawa alat bukti, yang buat alat bukti anda atau penyidik,” tanya PH terdakwa.
“Hanya melapor saja pak, alat bukti yang mengurus pengacara saya”,terangnya.
Pada sidang sebelumnya, Penasehat Hukum Terdakwa Heru Herlambang Alie,IR,MBA,telah mengajukan penangguhan penahan terhadap terdakwa, yang dalam penetapannya, di akhir sidang Ketua Majelis Hakim bersama anggota mengabulkan permohonan penangguhan penahanan tersebut, tanpa jeda waktu pada sidang selanjutnya, langsung dikabulkan saat masih sidang perdana.
Diketahui ,pada hari Senin 05 Juni 2023, jam 10.00 wib, saksi Agustinus Eko Pudji Prabowo sedang dikantor BPL (Badan Pengelola Lingkungan, jalan Embong Malang 21-31 Surabaya) dipanggil oleh Rere (Residen Relation) mengintruksikan ke saksi
Agustinus Eko Pudji Prabowo, untuk menemui terdakwa Heru Herlambang Alie,IR,MBA anak dari Hermanto Alie (alm)di Lobby One Icon Residen,jalan Embong Malang 21-31 Surabaya.
Mendengar intruksi Rere, saksi Agustinus Eko Pudji Prabowo menemui Terdakwa, di depan meja Reseptionis (rere), Terdakwa sudah menunggu di lokasi, setelah bertemu Terdakwa, keduanya memulai percakapan, isinya Terdakwa Heru Herlambang Alie menanyakan permintaan Terdakwa untuk pembukaan area parkir LT.P13 atau P 3.
Saksi Agustinus Eko Pudji Prabowo menjelaskan jika area parkir LT.P13 atau P 3 belum bisa dibuka karena masih ada lahan parkir di P1 dan P2 kapasitas masih cukup, baru terisi 40 persen, CCTV pemantauan juga sarana rambu rambu area parkir belum siap, progress AC lobby lift dan pelapis dinding (wallpaper) juga belum siap.
Setelah dijelaskan namun Terdakwa tidak mau memahami tetap meminta segera di buka area parkir di P13 / P3 dan Terdakwa juga meminta saksi untuk memanggil bagian Purcashing untuk di konfrontasi dengan saksi yaitu saksi Fedriec Yacob, memanggil melalui telepon, tidak lama Saksi Fedriec Yacob datang. Kemudian Terdakwa bertanya kepada saksi Fedriec Yacob progres persiapan pembukaan lahan parkir di P13/P3.
Dijelaskan beberapa prosedur pengadaan barang, pemilihan vendor, negoisasi harga, survei vendor, mekanisme harus ada 3 vendor sebagai pembanding dan membutuhkan waktu.Terdakwa tetap minta di buka akses lift P13/P3.
Jika tidak, Terdakwa meminta surat jaminan, bila.mobilnya di parkir P2 tergores atau penyakit kena mobil lain, meminta ganti rugi, Namun saksi Agustinus tidak bisa memberikan surat yang diminta terdakwa. Terdakwa bertanya lagi kapan area parkir P13/P3 dibuka, dijawab saksi Agustinus minta waktu satu bulan,Terjadi percakapan antara saksi Agustinus dengan terdakwa :
Terdakwa : “tidak mau”, terdakwa nada keras (emosi), kapan ?
Saksi Agustinus berusaha negosiasi lagi “satu minggu lah pak”. Terdakwa tetap tidak mau, dan bilang ” besok, pokonya besok (dengan nada tinggi dan emosi). Saksi Agustinus :”Jangan besok pak kita selamatan dulu, kita syukuran dulu”, akhir jawaban saksi tersebut, dengan nada tinggi terdakwa bilang : “Besok” (sambil kaki kanannya menendang ke arah kaki saksi). Saksi menjawab kembali : “jangan pak, ya berdoa dululah” dan mendengar jawaban terakhir saksi Agustinus, terdakwa berdiri dan kaki kirinya menendang ke arah muka saksi Agustinus, secara reflek dapat dihindari.
Kemudian terdakwa bilang lagi “undang saya” dan saksi Agustinus tidak.menjawab,karena masih syok. Kemudian terdakwa pergi meninggalkan saksi sambil mengatakan “ingat yaa besok”.
Karena merasa tertekan, keesokan harinya akses menuju area parkir P3/P13 dibuka dan langsung dipakai parkir mobil oleh terdakwa, Hari berikutnya di pakai saksi Rudy Widjaja, penghuni apartemen One Icon Residence IR.02-10, sedangkan penghuni lain belum bisa karena area parkir P.3/P13 memang belum siap sarana dan prasarananya. TOK