Gresik, Timurpos.co.id – Dalam upaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, masyarakat Balongpanggang Kabupaten Gresik kini tengah bersiap untuk mewujudkan kampung Zero Waste. Inisiatif ini merupakan langkah konkrit dalam mengelola sampah secara lebih bijak dan berkelanjutan dengan fokus utama pada pemilahan sampah dan pengelolaan sampah organik. Sabtu (01/06/2024).
Ini merupakan hasil Kerjasama antar lini dengan tim Gresik Kawasan Merdeka Sampah (GKMS), DLH Kab Gresik dan Perangkat Desa. Berdasarkan hasil analisis sampah yang dilakukan oleh Ecoton di lingkup RT.1 RW.1 Dusun Mojoroto, didominasi oleh sampah organik dan anorganik daur ulang dikelola oleh bank sampah. Sampah organik menjadi potensi dalam pengelolaan sampah untuk dijadikan kompos.
“Kampung Zero Waste di Balongpanggang akan mengimplementasikan sistem pemilahan sampah di tingkat rumah tangga. Setiap warga diharapakan dapat memisahkan sampah organik dan anorganik sejak dari sumbernya. Sampah organik dikelola melalui dua metode inovatif, yakni bata terawang dan biopori” Ujar Tonis Afrianto Koordinator Zero Waste Cities Ecoton.
Lebih lanjut, Tonis sapaan akrabnya menegaskan kami sangat antusias dengan inisiatif Kampung Zero Waste ini. Kami percaya bahwa dengan kerjasama dan kesadaran masyarakat bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat dan berkelanjutan.
Bata Terawang dan Biopori: Solusi untuk Sampah Organik
Metode bata terawang merupakan cara sederhana namun efektif untuk mengubah sampah organik menjadi kompos. Dengan menggunakan struktur bata berlubang, sampah organik dapat diuraikan lebih cepat karena sebagai tempat masuknya oksigen sehingga dapat menghasilkan pupuk alami yang bermanfaat bagi pertanian di sekitar Balongpanggang.
Sementara itu, metode biopori memanfaatkan lubang-lubang kecil di tanah untuk mempercepat proses dekomposisi sampah organik, sekaligus untuk mengurangi volume sampah yang dibuang e TPA, biopori juga membantu meningkatkan resapan air dalam tanah, sehingga dapat mencegah banjir dan meningkatkan kualitas air tanah.
“Di setiap lingkup RT di dusun Mojoroto, Kecamatan Balongpanggang ini sudah ada bata terawang. Sampah aktivitas dapur seperti sisa makanan dapat langsung dimasukkan ke biopori yang sudah tersedia di depan rumah warga. Kedepannya, sampah organiknya dapat dikelola secara mandiri. Sementara sampah anorganik daur ulangnya dimasukkan ke bank sampah yang dapat menjadi tabungan bagi masyarakat.” ujar Eka Ernawati, Kader Lingkungan Dusun Mojoroto.
Edukasi dan Sosialiasasi bagi Masyarakat
Sebagai bagian dari inisiatif ini, pemerintah desa, kader lingkungan, pengurus bank sampah dan berbagai lembaga lingkungan untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat tentang cara memilah dan mengelola sampah. Berbagai kegiatan sosialisasi juga dilakukan kepada petugas sampah untuk mengambil sampah secara terpilah
Pak Ipul, petugas sampah desa Balongpanggang menyatakan “Edukasi dan sosialisasi tentang pemilahan sampah itu sangat penting dan meringankan pekerjaan kami. Sampah yang terpilah itu nilainya bertambah. Produksi kompos bisa didukung dengan sampah organik, dan sampah daur ulang yang bersih dapat meningkatkan bank sampah. Ini juga mendukung ekonomi sirkular”
Harapan dan Dukungan
Dukungan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk mensukseskan program Kampung Zero Waste ini. Pemerintah desa mengajak semua elemen masyarakat, termasuk sektor swasta dan akademisi untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan. Berbagai upaya juga dilakukan tidak hanya di dusun Mojoroto, tapi juga di kawasan Dusun Kalianyar dan Dusun Banci untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan warga dalam mengelola sampah.
Ahmad Khudori, Kepala Dusun Banci Kecamatan Balongpanggang menyatakan “kami merasa lebih bertanggung jawab untuk mewujudkan desa kami bersih dan mampu mengelola sampahnya sendiri. Di Dusun kami sampah organik yang sudah terkelola kami masukkan ke kebun Ketapang untuk ketahanan pangan. Dengan semangat kebersamaan dan gotongroyong, Balongpanggang optimis menjadi contoh bagi kawasan lain dalam pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan”.