Timur Pos

Bandarnya Buron, Andyka Penjudi Diadili

Surabaya, Timurpos.co.id – Andyka Candra Buana diseret di Pengadilan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Dewi Kusumawati dari Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Surabaya terkait perkara Judi Online dengan angenda pemeriksan terdakwa yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim R. Yoes Hartyarso di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Rabu, (22/02/2023).

Dalam keterangannya pada intinya, sudah benar sesuai dengan Berita Acara Pemeriksan (BAP) saat dibuat oleh penyidik dan sudah ditanda tangani.

Saat Penasehat hukum terdakwa mempersoalkan terkait penangkapan terhadap terdakwa oleh petugas Polisi apakah terdakwa sedang melakukan kegiatan perjudian online dan apakah ada surat penangkapan.

Andyka mengatakan, bahwa saat ditangakap tidak melakukan aktifitas perjudian dan saat itu datang 2 orang Polisi tampa menunjukan surat perintah penangakapan, saya langsung dibawah ke Polrestabes Surabaya dan baru tanda tangan surat perintah penangakapan setelah dilakukan penyidikan.

“Saya ditangkap tidak ada surat penangakapan dan tidak sedang berjudi,” kata terdakwa Andyka dihadapan Majelis Hakim melalui Video call.

Kemudian JPU Dewi Kusumawati menunjukan bukti deposit yang dilakukan terdakwa sebanyak 4 kali untuk bermain judi dan sudah diakui oleh terdakwa.

Untuk diketahui berdasarkan surat dakwaan JPU menyebutkan, bahwa terdakwa melakukan permainan judi bola online tersebut pada hari Minggu, 2 Oktober 2022 sekitar pukul 20.00 WIB di rumah yang beralamatkan di Kebonsari Manunggal No. 08 Kebonsari, Kec. Jambangan Surabaya menggunakan satu buah HP Merk Samsung dengan cara pertama – tama terdakwa membuka situs WWW.M88.Com dan login dengan menggunakan username Gflavour99 password gteam9 lalu setelah melakukan login.

Kemudian terdakwa melakukan deposit ke Bank BCA dengan nomor rekening milik bandar atas nama Cahyadi (DPO) sebesar Rp. 50 ribu hingga sebesar Rp. 300 ribu untuk taruhan memilih club bola di Liga Inggris.

Atas perbuatan terdakwa, JPU mendakwa dengan Pasal 303 bis ayat (1) ke- 2. Ti0

Grace Gweneal Roberta, Pukuli Temanya Diadili Di PN Surabaya

Surabaya, Timurpos.co.id – Grace Gweneal Roberta diseret di Pengadilan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Anggraini dari Kejaksaan Negeri Surabaya, terkait perkara penganiayaan terhadap Lilly yang mengakibat luka memar di daerah pangkal hidung, luka memar disertai bengkak di daerah kelopak mata sebelah kanan, yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim R. Yoes Hartyarso di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Rabu, (22/02/2023).

Dalam sidang kali ini diagendakan pembacaan nota keberatan (eksepsi) dari  Penasehet Hukum terdakwa.

JPU Darwis menghadirkan langsung terdakwa Grace Gweneal Roberta di ruang Tirta Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang tidak pakai baju tahanan. Namun untuk eksepsi dari penasehat hukum terdakwa tidak dibacakan hanya diserahakan kepada Majelis Hakim dan JPU.

“Ikuti saja sidangnya Minggu depan, bagus kok,”kata Darwis setelah selesai sidang di PN Surabaya, Rabu,(22/02/2023). 

Dalam kejadian itu, terdakwa Grace Gwenel Roberta pada hari Senin, 24 Januari 2022 sekitar pukul 16.00 wib bertempat di depan rumah Jalan Libra Nomor 26-B RT 4 RW 6 Kelurahan Ploso Kecamatan Tambaksari Surabaya. Awalnya terdakwa Grace Gwenel Roberta mengenal saksi Lily sejak tahun 2020, karena merupakan teman dekat papanya dan pada hari Senin tanggal 24 Januari 2022 sekira pukul 15.00 Wib terdakwa Grace Gwenel Roberta bersama papanya yakni saksi Robert Julius Salim dan Oma Justisia Soetandio dan menjemput saksi Lily. Kemudian terdakwa Grace Gwenel Roberta duduk di kursi belakang sebelah kanan, sedangkan saksi korban Lilly duduk di kursi belakang sebelah kanan bermaksud untuk jalan-jalan menuju ke Pakuwon City.

Lalu ditengah perjalanan saksi Robert Julius Salim mengambil uang di ATM BCA yang berada di Jalan Karang Empat Besar Surabaya. Setelah mengambil uang tersebut mengetahui jika saldonya berkurang, ketika kembali ke mobil saksi Robert Julius Salim berkata kepada Jusstisia Soetandio “ini uangnya diambil lagi sama Grace padahal saya sudah janji kalau dapat uang tagihan dia langsung tak belikan HP”. Menjawab “Loh kok bisa gitu” dan saksi korban Lilly pun langsung ikut berkomentar “Makanya ATM itu jangan dikasihkan anak (tanpa menyebut nama)” tiba terdakwa Grace Gweneal Roberta menjawab “Loh kamu tu siapa! Yang saya pakai kan uang papaku, kamu itu orang luar, jangan ikut campur” Lalu keduanya cekcok.

Kemudian terdakwa Grace Gweneal Robert melakukan penganiayaan dengan menjambak rambut saksi korban, memukul saksi korban Lilly dengan menggunakan tangan kiri mengenai bagian mata kanan dan memukul menggunakan tangan kanan mengenai mulut dan melempar HP milik terdakwa mengenai dahi. Sehingga mengakibatkan luka memar.

“Akibat perbuatan terdakwa, saksi Lilly Warga Sumbersari RT 2 RW1 Kelurahan Desa Sumber Sari Kecamatan Kragan Rembang Jawa Tengah dan Perum Grand Sunrice Blok AA Nomor 51 Gresik mengalami luka memar di daerah pangkal hidung, luka memar disertai bengkak di daerah kelopak mata sebelah kanan. Diancam pidana Pasal 351 ayat (1) KUHP, “tutupnya. Ti0

SHM No 2731 Dipersoalkan Ahli Waris

Surabaya, Timurpos.co.id – Buntut adanya gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Pengugat Nur Setiawan yang merupakan Ahli Waris Almarum Sugito dengan tergugat Agam Tirto Buwono, Kepala Kantor Pertanahan Surabaya dan Kepala Kantor Asemrowo Surabaya. Pihak Agam dibantu Kepolisian Tanjung Perak Surabaya bersama pihak Bandan Pertanahan Nasional (BPN) melakukan pengukuran di obyek sengketa, namun ada penolakan dari pengugat sehingga, BPN dan Polisi balik kanan.

Achamad Fauzi menjelaskan, bahwa perkara ini bermula adanya terbitnya Sertifakat Hak Milik (SHM) 2731 di tahun 2016 padahal waktu itu masih ada proses banding sampai Mahkamah Agung (MA), namun tiba-tiba muncul SHM tersebut.

“Sehingga kami, melakukan upaya hukum dengan gugatan PMH terhadap Tergugat Agam Tirto Buwono, Kepala Kantor Pertanahan Surabaya dan Kepala Kantor Asemrowo Surabaya di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.” Jelas Fauzi.

Masih kata Fauzi bahwa, sebelumnya Agam telah mengirim permohonan untuk dilakukan pengukuran di obeyek sengekta tersebut dan Pihak dari Kepolisian Tanjung Perak Surabaya membantu pengamanan.

Kami juga mengirim surat ke BPN dan Polres Tanjung Perak Surabaya. Yang pada intinya untuk menolak dilakukan pengukuran di obyek tersebut.”Tapi hari ini Pihak BPN dan Polisi balik kanan. Sehingga penggukuran tidak terjadi,” kata Fauzi.Untuk diketahui berdasarkan petitum dari tergugat meminta kepada Majelis Hakim untuk Menerima Gugatan Penggugat untuk keseluruhan.

Menyatakan bahwa letak/lokasi Lahan Tanah Petok D No. 2029 Persil 25 dt II, seluas + 18.899 M2, atas nama Soekiaji Bin Djoyodiharjo yang dimohonkan Sertifikat Hak Milik (SHM) oleh Tergugat I dan II kepada Tergugat III, tidak berada/berdiri di atas Lahan Tanah Petok D No. 452 Persil 36 b dt IV; Luas + 24.000 M2; atas nama Sugito – Sukiaji milik dari pada Penggugat.Menyatakan bahwa letak/lokasi Lahan Tanah Petok D No. 2029 Persil 25 dt II, seluas + 18.899 M2; atas nama Soekiaji Bin Djoyodiharjo yang dimohonkan Sertifikat Hak Milik (SHM) oleh Tergugat I kepada Tergugat II, berada di sebelah barat lokasi Lahan tanah Petok D No. 452 Persil 36 b dt IV; Luas + 24.000 M2. atas nama Sugito – Sukiaji milik dari pada Penggugat.Menyatakan bahwa baik Tergugat I, II dan III, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama telah melakukan perbuatan melawan hukum dalam proses pengajuan dan/atau penerbitan Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 2731/Kel. Asemrowo; Luas + 18.899 M2; a/n. Agam Tirto Buwono

Menyatakan proses penerbitan Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 2731/Kel. Asemrowo; Luas + 18.899 M2; a/n. Agam Tirto Buwono adalah cacat hukum secara proseduaral maupun secara keabsahaan dokumen/surat-surat tanah dan tidak sah secara hukum. Ti0

Kecewa Putusan PT, Elanda Sujono Kembali Bersurat Ke Mahfud MD

Surabaya, Timurpos.co.id – Putusan Onslaag Van Alle recht vervolging terhadap terdakwa Kho Handoyo oleh Ketua Majelis  H. Edy Tjahyono, SH.,M.hum di Pengadilan Tinggi (PT) Surabaya, Elanda Sujono merasa kecewa dengan putusan tersebut. 

Dalam amar putusan terhadap terdakwa Kho Handoyo Santoso ditingakat Pengadilan Tinggi (PT) Surabaya, yang pada pokoknya, Melepas terdakwa dari tuntutan hukum, memerintahkan agar terdakwa dikelurkan dari rumah tahan Negara oeg Ketua Majelis  H. Edy Tjahyono, SH.,M.hum, pada Selasa, 15 Desember 2022 lalu. 

Putusan PT itu, diputus bebas dari tuntutan hukum (Onslaag Van Alle recht vervolging), oleh Ketua Majelis Hakim H. Edy Tjahyono, SH.,M.hum.

Atas Vonis di PT Surabaya terhadap Kho Handoyo Santoso, Elanda Sujono keberatan dan bersurat keberbagai instansi terkait diantaranya Menkopolhukam, KY, MA, Dan Lainnya.

Yance Leonard Sally, Kuasa hukum Elanda Sujono, membenarkan, keberatan atas putusan PT bebas itu, dan Jaksa sudah melakukan upaya hukum kasasi.

“Ya mas Jaksa sudah kasasi, “terangnya, Selasa (21/02/2023).

Masih Kata Yance bahwa, menurutnya, klien kami yang notabene seorang yang awam hukum mempertanyakan apakah masih ada keadilan di negara kita ini, untuk itulah menindak lanjuti suratnya terdahulu 

maka klien kami kembali melayangkan Surat perlindungan hukum dan pengawasan kepada berbagai instansi terkait baik itu kepada KY, MA, Menkopolhukam, dan lainnya agar segala kekecewaan maupun keluh kesah serta kekuatiran sebagai korban dapat ditanggapi sehingga putusan kasasi oleh Mahkamah Agung nantinya merupakan sebuah putusan yang berisi keadilan sesuai aturan hukum yang berlaku.

“Apalagi saat ini dunia peradilan saat ini sedang disorot oleh masyarakat luas, kita lihat saja nanti,” kata Yance Leonard 

Untuk diketahui Kho Handoyo Santoso terdakwa penipuan dan pemalsuan surat pada September 2022 lalu divonis bersalah oleh Ketua Majelis Hakim Sutarno di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya dengan Pidana penjara 4 tahun, sebelumnya Jaksa Penuntut Umum (JPU) Darmawati Lahang dari Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menuntut terdakwa dengan Pidana penjara selama 3 tahun, kerana terbukti bersalah melalukan tindak Pidana Penipuan dan Pemalsuan Surat. Ti0

Gadai Lestari Jaya Terindikasi Tersangka

Surabaya, Timurpos.co.id – Renada Bagoes Adna Aditya diseret di Pengadilan terkait perkara menggelapakan satu buah laptop dan adaptornya milik PT. Padmatirta Wisesa Jl. Kenjeran No.495 Surabaya, lalu digadaikan di  PT.Gadai Lestari Jaya (GLJ) Jalan Rungkut Kidul Industri No.31 Surabaya sebesar Rp. 3 juta, yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim Erintuah Damanik di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Selasa, (21/02/2023).

Dalam sidang kali ini JPU Neldy Denny dari Kejaksaan Negeri Surabaya, menghadirkan saksi Hendra Manager HRD.

Hendra menjelaskan bahwa, terdakwa telah menggelapkan satu buah Laptop dan adaptor. Saya tahunya dari informasi Kepala Devisinya Roby Suwono. Kemudian oleh terdakwa digandaikan sebesar Rp.3 juta.

“Dikeranakan terdakwa tidak membayar bungahnya sehingga laptop sudah dilelang dan kerugian perusahaan sekitar Rp.7,5 juta. Untuk laptopnya sudah tidak ada,” kata Hendra dihadapan Majelis Hakim di ruang Garuda 2 PN Surabaya

Sontak Majelis Hakim mempersoalkan terkait Pegadian tersebut bisa ditetapkan menjadi tersangaka.

“Karana pengadian tersebut menerima barang dari hasil penggelapan,” kata Hakim Damanik.

Sementara JPU Neldy menjelaskan, bahwa di perjanjian gadai, kalau tidak bayar bunga selama 3 bulan, maka barang bisa dijual.

Ketua Majelis Hakim memerintahkan kepada, JPU untuk menghadirkan saksi dari Pegadaian.

Untuk diketahui berdasarkan surat dakwaan dari JPU menyebutkan, bahwa  terdakwa yang bekerja di PT.Padmatirta Wisesa Jl. Kenjeran No.495-B Surabaya sebagai Koordinator Sales Chanel yang bertugas sebagai Membrifieng/ Koordinator Target Customer baru Team Expation. 

Bahwa terdakwa mendapatkan barang inventaris Laptop untuk digunakan bekerja kemudian oleh terdakwa tanpa seijin dan sepengetahuan perusahaan, oleh terdakwa gadaikan di PT.Gadai Lestari Jaya (GLJ) Jl.Rungkut Kidul Industri No.31 Surabaya seharga Rp.3 juta dengan tujuan untuk keperluan pribadi.

Bahwa atas perbuatan terdakwa, pihak PT.Padmatirta Wisesa Jl. Kenjeran No.495-B Surabaya mengalami kerugian Rp. 7.550.000 dan didakwa dengan Pasal 374 KUHP. Ti0

Mahasiswa UINSA, Dikeroyok Anggota PSHT Disertai Intervensi

Surabaya, Timurpos.co.id – Sidang lanjutan perkara penggeroyokan yang dilakuan anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) saat bedah buku di Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA) dengan agenda keterangan saksi di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Selasa, (21/02/2023).

Dalam sidang kali ini Jaksa Penuntut Umum (JPU) ) R. Harwiadi dari Kejaksaan Negeri Surabaya, menghadirkan saksi M.Bukhori dan Indung Kisworo

M.Bukhori mengatakan, bahwa saat itu, ada acara bedah buku kerohanian pencak silat secara umum, tapi tuan rumahnya UKM PSHT UINSA dan saya sebagai peserta, bukan panitia. Kemudian tiba-tiba ada yang mendorong saya dan Sania, namun tidak tahu orangnya, kareana semuanya pakai masker.

“Salah satu dari mereka memukul Wanto dan sempat mau merebut HP saya dengan berteriak ‘awakmu ngerekam yo?’ mencoba mengintervensi dan merebut hp saya.” Kata M. Bukhori saat bersaksi di ruang garuda 1 PN Surabaya.

Masih kata Bukhori, bahwa tiba-tiba saya dikeroyok orang banyak, saya pasrah saja, gak bisa hingga baju sampai sobek.” Untuk yang luka pada bagian kepala, pipi kanan dan kiri,” bebernya.

Sementara Indung Kisworo mengatakan, bahwa saat kejadian itu berada diluar dan sempat diseret serta dipukuli bareng-bareng, mengenai kepala. Mau lari, namun baju dipegangi dari belakang. Padahal sama Said satu liting dan tidak tahu permasalahannya apa.

“Dia (said) memukul dan menyeret saya, saat itu disuruh jelaskan sama mereka, wong saya bukan panitia, gimana mau jelaskan,” keluh Indung 

Untuk diketahui dalam surat dakwaan yang dibacakan oleh JPU Harwiadi menyebutkan, bahwa terdakwa Ahmad Said dan Suwanto bersama-sama Rudi Suryo Susanto, Bambang Supriyo, Sugeng serta Muji yang masih berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO) dan 30 orang lainya hari Kamis, 18 April 2019, Saksi Indung Kisworo, Muhmmad Bukhori dan Rozag Syafrisal menghadiri acara bedah buku yang diselenggarakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) UINSA. Mendatangi acara tersebut dengan maksud untuk membubarkan acara tersebut karena menurut mereka acara tersebut belum mendapat ijin dari pengurus PSHT Cabang Surabaya.

Kemudian saksi Muhammad Bukhori berniat masuk ke dalam Aula Uinsa untuk menyelamatkan Ketua UKM UINSA yang bernama Roudlotus Tsaniyah, namun Muhammad Bukhori dihalang-halangi oleh mereka, lalu Bambang Supriyono dengan tangannya memiting leher saksi Bukhori selanjutnya Rudy Suryo Susanto memukuli pipi Bukhoro sebelah kanan sebanyak 2 kali. Kedua terdakwa memukul dibagian belakang dan Muji memukul dibagian wajah Bukhori.

bahwa saat itu saksi Indung Kisworo yang berada didekat situ, lehernya juga dipegangi (dipiting) oleh terdakwa Ahmad Said, kemudian beberapa orang tersebut juga memukuli wajah saksi Indung, namun saksi tidak bisa melihat dengan jelas siapa saja yang memukulinya.

Bahwa saksi Roudlotus Tsaniyah dan Rozaq Syafrizal yang saat itu berada di dalam Aula UINSA berusaha untuk menutup pintu Aula agar mereka tidak masuk ke dalam Aula, namun mereka berhasil masuk ke dalam Aula dan berusaha komunikasi dengan Rudi Suryo Susanto hingga terjadi perdebatan.

Selanjutnya Rozaq yang berusaha untuk menyelamatkan buku-buku, dipukuli oleh terdakwa Suwanto dan teman-temannya hingga Rozaq terjatuh dan diinjak, kemudian datang Muh. Mukhis berusaha untuk melerai lalu Rozaq terbagun dan berlari menuju ruangan kaca.

Berdasarkan sebagaimana Visum Et Repertum Nomor : VER/002/IV/YAN.2.4/2019/Rumkit tanggal 18 April 2018 dari RS. Bhayangkara, Moh Dahlan Surabaya yang ditandatangani oleh dr. Hernadi Hermanus, dengan hasil pemeriksaan terhadap Indung Kisworo.

Dengan kesimpulan pada pemeriksaan fisik didapatkan luka memar pada pelipis kiri yang diakibatkan persentuhan dengan benda tumpul.

Sementara Rozag Syafrisal dari hasil visum, didapatkan luka memar pada lengan atas kiri sisi dalam dekat ketiak dengan ukuran tiga sentimeter kali satu sentimeter.

Anggota gerak bawah : didapatkan luka memar pada sisi dalam lutut kanan dengan ukuran dua sentimeter kali dua sentimeter.

Dengan kesimpulan pada pemeriksaan fisik didapatkan luka-luka yang diakibatkan persentuhan dengan benda tumpul.

Atas Perbuatan para terdakwa, JPU didakwa dengan Pasal 170 ayat (2) Ke-1 KUHP. Ti0

Iwan Aniaya Teman Gara-Gara Utang Tidak Dibayar

Surabaya, Timurpos.co.id – Iwan Trianto dan tiga temannya yang masih buron menganiaya Andi Wirawan Novel di kafe Alexis Jalan Jolotundo Surabaya. Dia merasa kesal degan Andi yang tidak mau membayar utang kepadanya.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Anang Arya Kusuma dalam dakwaannya menyatakan, Andi awalnya berutang kepadanya senilai Rp. 31 juta. Andi berjanji akan segera mengembalikan utangnya dalam waktu sepekan. Namun, hingga batas waktu yang disepakati habis, Andi tidak kunjung melunasinya.Iwan lantas mengajak teman-temannya untuk mencari keberadaan Andi. Hingga kemudian mereka menemukan Andi di kafe Alexis Jalan Jolotundo. Iwan menagih utangnya.

“Namun, Andi berbelit-belit. Akhirnya terdakwa Iwan menarik paksa handphone yang digenggam Andi,” kata JPU Anang saat membacakan surat dakwaan dalam sidang di PN Surabaya.Iwan kemudian memiting leher Andi dan memukul kepalanya dengan helm. Dua temannya ikut memukul kepala Andi dengan balok kayu. Penganiayaan itu berakhir setelah dilerai pengunjung kafe lain.

Iwan tidak membantah dakwaan Jaksa. “Karena saya kesal utangnya tidak dibayar,” kata Iwan. Atas Perbuatannya JPU Duta Mellia dari Kejaksaan Surabaya mendakwa dengan Pasal 170 ayat (2) KUHPidana. Ti0

Laporan Pencurian Besi, Polisi Temukan Orang Pesta Sabu Di Gudang DCP

Surabaya, Timurpos.co.id  – Beredar informasi pada hari Sabtu, 11 Februari 2023 malam Unit Reskim Polsek Karangpilang Polrestabes Surabaya mengrebek gudang DCP di Jalan Mastrib Surabaya terkait adanya dugaan penjual besi tua, namun saat Polisi temukan beberapa orang lagi pesta sabu. Senin, (20/02/2023).

Berdasarkan informasi yang dihimpun media, saat penggerebekan di gudang tersebut, Unit Reskrim Polsek Karangpilang mengamankan 6 orang. 2 orang yang tengah menikmati sabu dan 4 orang yang diduga merupakan pelaku pencurian.

“2 orang yang terkena kasus sabu yakni berinisial Andi dan Adit. Sedangkan yang mencuri besi berinisial Yudi, Dimas dan Totok. Sedangkan yang 1 lagi saya g tau namanya. Semuanya itu yang menjaga gudang itu,” terang narasumber yang tidak ingin dipublikasikan namanya.

Masih kata narasumber, selain mengamankan para tersangka, polisi juga, mengamankan 5 poket sabu, timbangan elektrik, beberapa sepeda motor dan tongan besi.

“Selang sehari, tepatnya pada 11 Febuari 2023, 4 orang yang diduga terlibat kasus pencurian, dilepaskan atas bantuan orang yang namanya Budi selaku kepala gudang dengan imbalan sejumlah uang Rp. 25 juta,” lanjutnya.

Untuk mencari kebenaran informasi tersebut, awak media mencoba mengkonfirmasi Kanit Reskrim Polsek Karangpilang, Iptu Gogot Poerwanto baru-baru ini kepada media.

“Kalau konfirmasi, kan harusnya tidak melalui telepon saja. Konfirmasi itu kan biar jelas duduk perkaranya. Monggo kulo tunggo di kantor (silahkan saya tunggu di kantor). Nanti saya jelaskan sejelas jelasnya biar nggak negatif thingking,” jelas Iptu Gogot.

“Laaa, biar jelas, entar Budi aku panggil, termasuk njenengan (anda) juga bisa kesini. Cek jelas njenengan (biar jelas anda). Kapan njenengan bisa ke sini. Entar Budi aku datangkan,” ungkapnya. M12

Lomba Mars Syubbanul Wathon, TPQ Baitus Syakur Juara Ke-2

Surabaya, Timurpos.co.id – Santri dan santriwati Taman Pendidikan AL-Quran (TPQ) Baitus Syakur Lebak Jaya V Utara Rawasan Surabaya, berhasil menyabet Juara ke-2 lomba menyanyikan Mars Syubbanul Wathon Nahdlatul Ulama (NU) dari 12 perserta yang mengikuti dalam acara peringatan Harla 1 Abad NU dan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw, 1444 H di depan Balai RW O7 Keluruhan Dukuh Setro Surabaya. Minggu, (19/02/2023).

Dalam kegitan tersebut turut hadir Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Camelia Habibah. Dalam sambutan Camelia mengucakapkan banyak terima kasih kepada Panitia penyelenggara, Fatayat NU ranting Dukuh Setro dan tidak lupa memberikan semangat kepada santri-santriwati yang mengikuti lomba.

Sementara itu, Dian Novitasari selaku pembimbing dari TPQ Baitus Syakur mengucakap banyak terimakasih kepada para wali santri dan santriwati telah membarikan suport dalam kegitan ini dan tidak lupa saya ucapakan terimakasih kepada Kepala TPQ H. Fathur Rahman memberikan bimbingan dan arahan.

“Alhamdulliah kita bisa meraih juara ke-2 dalam Lomba menyanyikan Mars Syubbanul Wathon NU,” kata Ustazah Dian.

Untuk diketahui Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, ini adalah sejarah yang sangat penting bagi semua umat Muslim untuk mengingat perjalan spiritual Nabi Muhammad SAW. Peristiwa Isra Miraj Rosulullah perjalanan yang dilakukan pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

Kemudian Rosulullah melanjutkan perjalanan dari Masjidil Aqsha ke Sidratul Mutaha di langit ketujuh. Allahumma Sholli Ala Sayyidina Muhammad.

Peristiwa Isra Miraj tersebut untuk menerima wahyu dari Allah SWT yakni untuk menjalankan sholat lima waktu. Ti0

Polsek Gubeng Diduga Lakukan Obstruction Of Justice Dalam Kasus Tommy Han

Surabaya, Timurpos.co.id –  Tommy Han pemilik Toko Handpohe Tom Cell, melaporkan dugaan Penipuan dan Penggelapan terhadap Andy Wijaya warga Sidokumpul Kabupaten Sidoarjo yang dibantu Aman D, di Polsek Gubeng Surabaya di tahun 2020, hingga saat ini terlapor masih belum ditangkap.

Tommy Han mengatakan, bahwa berawal saat Andy menawarkan suplayer baru, untuk pembelian Hand phone, awalnya saya tidak mau kerana uang saya untuk suplyer di Jakarta (Aman D) masih belum kembali senilai Rp. 1,9 miliar. Singakat cerita saya setuju dan mentranfer uang Rp. 200 juta untuk pembelian Hand Phone. Saat kita duduk-duduk di Dunkin Donuts, tiba-tiba datang dua orang perempuan yang mengaku sebagai Markerting Aman dan marah-marah dengan menuduh Andy mempunyai hutang, sehingga terjadi cekcok tak terelahkan.

“Entah dari mana dan siapa yang bawa, tiba-tiba ada  anggota Polisi, sehingga kita dibawa ke Poksek Gubeng.” Katanya. Sabtu, (18/02/2023).

Masih kata Tommy, merasa uang untuk pembalian Handphone, tidak dikembalikan oleh Andy, mala uang itu ditranfer ke Aman D. Sehingga saya laporkan Ke Polsek Gubeng terhadap Andi Wijaya, pada tanggal 24 April 2020 lalu, Namun hingga saat ini, terlapor ataupun tersangaka belum dilakukan penangkapan.

“Padahal saat itu, kami berlima (3 orang anggota Polsek Gubeng, Slamet Penasehat Hukumnya dan Tommy)  datang ke Jakarta. Saat Polisi sudah melihat Terlapor Andy dan Aman, namun tidak dilakukan penangakapan dengan alasaan harus ada izin dulu dari Polres,” keluhnya.

Sementara itu, Penasehat Hukum pelapor, Hendrix Kurniawan SE, SH menjelaskan, bahwa Tindak dari Polsek Gubeng ini bisa masuk katagori Obstruction Of Justice, dimana anggota Polsek Gubeng Surabaya saat berangakat ke Jakarta sudah dibekali dengan Surat Perintah Pengankapan tertanggal 17 Juli 2020, namun tidak dilakukan penangakapan terhadap terlapor sudah ditetapkan tersangka (Andy Wijaya) denagan alasan harus ada izin dari Polres dan balik kanan atau pulang

“Kedudukanya tinggi mana izin Polres atau Surat Perintah Penangkapan ?,” kata Hendrix 

Andy Wijaya (DPO)

Ia menambahkan, anehnya, lagi meraka (polisi) juga bertemu dengan Aman D, namun juga tidak dilakukan pengaman, untuk di minta keterangannya, dengan alasan Tidak ada hubungan hukum, padahal uang Tommy yang masuk ke rekening Andy Wijaya sebesar Rp.200 juta untuk pembelian Hand Phone, mala uang tersebut ditranferkan ke Aman D.

“Mengacu Pasal 85 UU Nomer 3 tahun 2011 tentang Tranfer Dana. Bunyinya setiap orang yang dengan sengaja menguasai dan mengakui dana hasil transfer yang di ketahui atau patut di ketahui bukan haknya maka dapat di penjara 5 tahun dan denda paling banyak Rp. 5 Milaar. Dikerana Aman D, sudah mengakui uang dari Andi Wijaya adalah uang Tommy dan ada bukti rekening koran milik Andi Wijaya.”tegas Hendrix

Terpisah terkait adanya perkara tersebut, Kapolsek Gubeng, Kompol Sodik Effendi mengatakan, bahwa sudah melakukan upaya maksimal terkait perkara tersebut. Kami juga sudah mengirim (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan SP2P sebagaiamana hak dari pelapor untuk mengetahui pengembangan dari hasil penyelidikan.

“Polsek Gubeng sudah berusaha maksimal. Makannya, Andi Wijaya status sudah ada peningkatan menjadi tersangka dan sudah diterbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO),” pungkasnya. Ti0