Surabaya, Timurpos.co.id – GL, mahasiswa Teknik Mesin ITS, kini tengah jadi perbincangan hangat setelah terlibat dalam kasus pencurian foto wanita. Foto-foto tersebut diunggah di media sosial X (dulu Twitter) dengan caption yang bernada seksual.
Kabar terbaru pihak kampus pada 13 Agustus lalu telah mengajukan sanksi administratif terberat kepada GL. NA, salah seorang korban mengungkapkan bahwa kabar dari Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) bahwa GL tidak akan melanjutkan semester depan.
Kasus ini bermula pada 3 Juli lalu. NA yang merupakan mahasiswi dari kampus swasta di Jakarta itu saat selancar di media sosial mendapati foto dirinya diunggah di akun X @aquaflash15. Padahal, foto itu hanya diunggah di akun Instagram pribadinya, tidak pernah dikirim kepada siapa pun. Yang membuatnya sempat menangis di foto tersebut ada caption “solehah bisa, solehot juga bisa”.
Dia lantas membuka kolom media akun @aquaflash15. Dia menemukan ada 50 foto perempuan. Wajah-wajah di foto tak asing. Seingatnya ada 13 orang yang jadi korban, dan sebagaian besar teman sekolah semasa SMA.
“Foto yang dia pake itu foto korban yg kerudungan, atau ga kerudungan cuma tetap pake baju lengkap. Kalau ada lekukan dikit, sama dia pasti diposting,” ujarnya.
Foto-foto itu yang sudah tersebar itu ternyata dampaknya dicomot akun-akun pengunggah konten porno. Tak terima, NA menghubungi korban lain. Mengerucut dugaan GL sebagai pelaku.
Para korban sepakat menelusuri lebih dalam lagi untuk mencari bukti GL benar-benar pelakunya. Untuk memastikan, NA mengunggah foto di Instagram Story yang hanya bisa dilihat oleh GL. Salah satu korban berpura-pura menjadi cowok dan mengirim direct message (DM) ke akun X milik GL, menawarkan untuk membeli foto. GL tidak menjual foto tersebut, tetapi meminta tukar dengan foto korban lain.
Pada 8 Juli, NA dan para korban melaporkan GL ke Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) ITS. GL dan NA ternyata pernah satu sekolah di SMA yang sama. Sebagian besar dari 12 korban lainnya juga adalah teman sekolahnya.
NA mengatakan ibu GL telah menghubunginya. GL yang merupakan mahasiswa semester 5 sudah tidak mengikuti kuliah ajaran tahun depan. Ibu GL meyakinkan kalau putranya saat ini tidak mengisi formulir registrasi semester (FRS), dan meminta agar semua postingan terkait di media sosial X dihapus. Meskipun demikian, hingga kini NA belum menerima surat resmi dari rektorat ITS mengenai status sanksi administratif tersebut.
“Kami belum bisa memastikan apakah Gilang benar-benar drop out, mengundurkan diri, atau sedang cuti,” kata NA.
NA memastikan masih menunggu kepastian lebih lanjut dari pihak kampus. Dia mengaku sangat trauma karena diduga GL menggunakan fotonya untuk bahan masturbasi. Sementara itu, ibu GL mengatakan kepadanya bahwa tidak boleh sebuah surat keputusan disebarluaskan kepada pihak yang tidak berhak. Sedangkan, Susi Wilujeng Ketua Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) ketika dikonfirmasi masih belum menjawab. TOK