Timur Pos

Lebih Baik Membebaskan Seribu Orang Bersalah Daripada Menghukum Satu Orang Tidak Bersalah

Timurposjatim.com – Sidang lanjutan perkara penganiayaan terhadap Bagus Hermadi (alm) Anggota Pesilat Persaudaraan Setia Hati (PSHT) oleh Bayu Isnanda Anugraha salah satu anggota Pesilat Pagar Nusa dengan agenda pembacaan Pledoi di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya Kamis (10/03/2022).

Hany dan Agus selaku penasihat hukum para terdakwa mengatakan, bahwa dakwaan dan tuntutan dari JPU Sulfikar itu tidak mendasar dengan menerapkan Pasal Pembunuhan berencana dimana kita lihat bersama bahwa pisau yang dipergunakan oleh Bayu merupakan Pisau dapur yang niat awal untuk dikembalikan ke joko dan saat melukai tanpa ada perintah ataupun suruhan itu hanya inisiatif bayu sendiri.

“Dan yang digunakan oleh terdakwa hanya pisau dapur bukan pisau penghabisan yang biasanya dipakai oleh Penjahat,” Katanya.

Masih kata Penasihat hukum terdakwa yang mana adanya perbedaan waktu antara dakwaan dan tuntutan bisa disimpulkan dakwaan kabur (Obscur Libel) dan tidak jelas.Dikarenakan waktu kejadian, waktu kematian korban dan  pihak kepolisian datang jam berapa serta mobil ambulance dalam melakukan penanganan korban juga tidak jelas.

Lihat juga: Kapolsek Sukolilo Surabaya Bersama 4 Perguruan Pecak Silat Bersatu Galang Dana Peduli Semeru

“Dan dilihat dari hasil Visum penyebab kematian korban adanya kebiruan pada gusi, pelebaran pembuluh darah pada selaput lendir kelompok mata kiri bagian atas dan bawah, itu lazim terjadi pada korban yang mati lemas atau kehabisan darah ” Bebernya.

Lebih Baik Membebaskan Seribu Orang Bersalah Daripada Menghukum Satu Orang Tidak Bersalah

Ia menambahkan karena JPU tidak melakukan otopsi secara menyeluruh hanya melakukan pemeriksaan luka luar korban. Jadi tidak tentu akibat dari meninggalnya korban. Korban meninggal saat itu atau pada Pukul 05.00 WIB Pada tanggal 20 Agustus 2021.

“Dan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) korban dan pelaku tidak saling kenal. Dugaan Perbuatan terdakwa melakukan penganiayaan secara terencana terhadap korban tidak ada karena dilakukan secara spontanitas berpapasan dijalan” Tambahnya.

Sementara itu terhadap ke 3 terdakwa lainnya yakni Joko Purnomo, Nuroqim dan Sutopo. Penasehat hukum terdakwa menjelaskan, bahwa ke-3 terdakwa tidak terlibat perencanaan ataupun membantu perbuatan Bayu, dikarenakan syarat perbantuan dan turut serta harus ada kerjasama fisik diantara para terdakwa.

“Untuk itu kami sebagai Penasehat hukum terdakwa meminta kepada Majelis Hakim untuk membebaskan semua dari tuntutan JPU.

Atas pledoi dari Penasehat hukum terdakwa JPU Sulfikar menyatakan akan menanggapi Pledoi tesebut secara tertulis.

Sementara itu selepas sidang Hany Kasworo S.H. Penasihat Hukum para terdakwa  terkait Pledoi tersebut menyampaikan, bahwa lebih baik membebaskan 1.000 orang yang bersalah daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah.

Lihat juga: Penusukan Anggota PSHT Aksi Spontanitas

Untuk diketahui berdasarkan surat dakwaan Pada hari Kamis 19 Agustus 2021 para terdakwa melihat korban Bagus Hermadi (Alm) menggunakan kaos PSHT berboncengan dengan Muhammad Rozak maulana Saat di Jalan Balongsari Tama korban dipepet langsung oleh Bayu , dan melakukan penusukan yang diarahkan ke leher bagian belakang korban.

Setelah melihat korban jatuh bersimbah darah para terdakwa langsung melarikan diri. Atas Perbuatannya JPU Sulfikar dari Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Surabaya mendakwa dan menuntut para terdakwa dengan Pasal 340 KUHPidana Jo Pasal 55 ayat 1 ke -1 KUHPidana. (TIO)

Wilayah Ampel Surabaya Dijadikan Sarang Transaksi Narkoba

Timurposjatim.com – Yanuar Kristanto terseret ke Pengadilan oleh Jaksa penuntut Umum (JPU) Deddy Arisandi dari Kejari Surabaya,terkait perkara transaksi narkoba dengan agenda keterangan saksi penangkap di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. “Dari pengakuan terdakwa transaksi narkoba di daerah Ampel Surabaya dengan harga Rp 100 ribu, “kata M. Hosim di hadapan Majelis Hakim di Ruang Candra PN Surabaya.Kamis (10/03/2022).

M.Hosim anggota Polsek Tambaksari Surabaya mengatakan, bahwa terdakwa tertangkap berdasarkan laporan masyarakat kemudian kami tindak lanjuti. Pada hari Selasa tanggal 7 Desember 2021 sekira pukul 21.00 wib, bertempat di lampu merah dekat Rumah Sakit RKZ Jalan Diponegoro Surabaya, terdakwa ditangkap dan ditemukan Barang Bukti  1 pipet kaca berisi bekas sabu dalam pipet bekas dipakai, dalam saku celana terdakwa sebelah kanan.

Lihat juga: Oknum Polisi Kurir Narkoba Dituntut 16 Tahun Penjara

Saat disinggung oleh Majelis Hakim apakah dilakukan tes urine terhadap terdakwa dan apakah juga dilakukan penggeledahan di rumah terdakwa tanya Majelis Hakim.

“Untuk tes urine itu penyidik dan saat ditangkap langsung kita bawa ke kantor tanpa penggeledahan dirumahnya,” Jelasnya.

Kemudian Penasihat hukum terdakwa menanyakan saat tertangkap terdakwa bersama siapa.

“Saat itu bersama temannya M.Yusuf Namun hanya sebagai Saksi karena tidak ikut-ikut, “Beber M.Hosim.

Atas keterangan saksi terdakwa tidak membantahnya.

Lihat juga: Polisi Nyabu Dapat Narkoba dari Kasat Memo Ardian

Lanjut pemeriksaan terhadap terdakwa yang mana pada intinya.bahwa terdakwa sudah beli kepada Samsul di daerah Ampel Surabaya sebanyak 2 kali dengan harga Rp. 100 ribuan.

Disinggung oleh Majelis Hakim apakah di Ampel itu disediakan tempatnya (untuk nyabu) dan terdakwa sama siapa saat itu.

“Iya yang mulia dan saat itu saya sendiri memakai sabu. Untuk Samsul saya di kenalkan sama teman,” Kata Yanuar melalui sambung Video Call.

Atas Perbuatannya JPU mendakwa Pasal 112 Ayat (1) Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. (TIO)

Menyuruh Gugurkan Kandungan M. Risky Alek Dituntut 8 Tahun Penjara Dan Denda Rp.300 Juta

Timurposjatim.com – Muhammad Rizky Alek menyuruh gugurkan kandungan dengan tuntutan Pidana Penjara selama 8 tahun dan denda 300 juta subsider 6 bulan kurungan oleh Jaksa Penuntut Umum Sulfikar dari Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Surabaya di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

JPU Sulfikar mengatakan, pada intinya terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak Pidana  sesuai Pasal 77 A Jo. Pasal 45 A UU RI No. 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo. pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPidana dan menuntut terdakwa dengan Pidana Penjara selama 8 tahun dan denda Rp. 300 juta subsider 6 bulan kurangan.

“Meminta kepada Majelis Hakim untuk menghukum terdakwa dengan Pidana Penjara selama 8 tahun dan denda Rp. 300 juta subsider 6 bulan kurungan, ” Kata JPU Sulfikar di hadapan Majelis Hakim di Ruang Candra PN Surabaya. Kamis (10/03/2022).

Atas tuntut tersebut Majelis Hakim memberikan waktu seminggu terhadap terdakwa untuk mengajukan Pledoi baik secara lisan atau tertulis melaui penasehat hukumnya.

Lihat juga: Nurrachmad Bantu Gugurkan Kandungan Novidya Disidangkan

Untuk diketahui  April 2021 lalu, Novidya menjalin asmara dengan Muhammad Rizky Alex. Saat berpacaran, keduanya kerap berhubungan badan kayaknya suami istri. Salah satunya dilakukan di kos Widya, Jalan Tropodo Sidoarjo, dan apartemen kawasan Jalan Kyai Abdul Karim, Rungkut Menanggal, Gunung Anyar, Surabaya.

Juni 2021, Novidya datang ke apartemen Alex di lantai delapan. Dia menunjukkan hasil tes kehamilannya yang positif. Melihat garis dua pada alat tes kehamilan itu, Alex pun terkejut dan kaget. Alex pun takut dan merasa tak siap jadi bapak.

Alex kemudian menyarankan Novidya untuk menggugurkan kandungannya dengan obat. Novidya pun setuju. Juli 2021, Alex yang saat itu berada di Kalimantan, lalu membelikan obat penggugur kandungan di pedagang kaki lima Kota Banjar Kalimantan.

Dua pekan kemudian, paket datang dan bertemu Novidya. Novidya pun meminum obat itu. Namun tak ada reaksi apa-apa. Agustus 2021, atas persetujuan Alex, Novidya membeli obat penggugur yang lain. Dia pun membelinya secara online untuk empat butir pil.

Lihat juga: Novidya Sering Berhubungan Badan Dengan Alex

September 2021, Novidya pergi ke hotel dan memberitahu Nurrachmad jika dia sednag hamil. Novidya meminta bantuan Nurrachmad untuk ikut menggugurkan janin di rahimnya itu. Nurrachmad pun menyetujuinya. Novidya pun meminum satu butir obat.

Sementara satu butir lainnya memasukan ke kelaminya dengan bantuan Nurrachmad dengan cara berhubungan badan. Akhirnya obat tersebut pun berhasil masuk dengan sempurna. Di tempat yang sama, Novidy mengalami sakit pada perut dan kelaminnya.

Akhirnya gumpalan darah pun keluar dari rahim Novidya. Gumpalan darah itu pun dibuang ke kloset, dan Novidya melanjutkan tidurnya. Salah satu karyawan hotel lalu menemukan jasat bayi itu berlumuran darah saat membersihkan septic tank hotel.  (TIO)

Wisnu Kepala Gudang PT. DHL Suplychain Curi AC 3.840 Unit Dituntut 5 Tahun Penjara

Timurposjatim.com – Wisnu Dwijayanto dituntut lima tahun penjara atas perbuatannya melakukan Pencurian dengan Pemberatan (Curat) 3840 set AC berbagai merk. Wisnu merupakan karyawan PT DHL Suplychain yang berada di di Pergudangan Sentosa No. 34 Romokalisari Surabaya yang melakukan Pencurian 3840 set AC.

“Menuntut, menyatakan terdakwa bersalah melakukan tindak pidana Pencurian dengan Pemberatan sesuai pasal 363 ayat (2) KUHPidana Jo. pasal 64 ayat (1) KUHPidana,” ujar Jaksa Penuntut Umum (JPU) Sulfikar, Kamis (10/3).

Wisnu menjabat sebagai kepala gudang dengan gaji Rp 9 juta perbulannya dengan sejumlah tugas. Di antaranya memastikan operasional gudang, mencatat serta melaporkan barang yang keluar dan masuk serta stok material barang.

Lihat juga: 4.000 Unit AC Midea Digondol Wisnu Dwijayanto

Wisnu juga bertugas memastikan order customer terpenuhi. Selain itu memastikan data absensi kehadiran yang bertugas di gudang berikut kepulangan karyawan. Tapi dia justru nekat menjual AC merk Midea tanpa seizin dari kepala cabang.

Caranya dengan meminta bantuan Ahmad Reza Faslucky, Angger Teguh Bahtiar dan Fanny Ridwa Silaksono (ketiganya dalam berkas terpisah) untuk mencarikan pembeli AC. Harganya cukup bervariasi sesuai ukurannya. Antara Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta.

Usai mendapatkan pembeli, uangnya pun tertransfer ke rekening Wisnu sesuai dengan pesanan. Usai transfer masuk, Wisnu lalu membuat surat jalan fiktif yang diserahkan ke security.

Lihat juga: Duta AC Terima Barang Hasil Dari Kejahatan

“Tujuannya supaya mobil yang masuk aman dan tidak perlu pemeriksaan ataupun mecatat kegiatan pengangkutan AC pada buku jurnal,” ujar jaksa Sulfikar.

Reza dan Ridwan lalu masuk ke dalam Gudang di arahkan untuk mengambil AC. Agar tak ketahuan saat memuat AC melalui pintu belakang Wisnu mematikan CCTV. Sejak Januari hingga Oktober 2021, Wisnu bersama Reza berhasil menjual 1375 set AC.

Sementara Angger berhasil menjual 360 set AC, dan Ridwan berhasil menjual 80 AC. “Akibat perbuatan terdakwa, PT DHL Suplychain merugi hingga Rp 5 miliar,” jelas jaksa Sulfikar. (TIO)

Direktur PT Baba Rafi Hendy Setiono Diduga Lakukan Perbuatan Melawan Hukum ( PMH)


Timurposjatim.com -Direktur PT Baba Rafi Diduga Lakukan Perbuatan Melawan Hukum ( PMH), Sidang lanjutan perkara PT Baba Rafi Indonesia (BRI) dan PT Tambak Udang Baba Rafi sedang dalam Investornya Sutikno Mursalim dengan agenda keterangan saksi ahli Faizal Kurniawan dari Universitas Airlangga yang dihadirkan oleh Pihak Tergugat yang dipimpin oleh Ketua Majelis Hakim A.F.S Dewantoro dalam Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.Rabu (09/03/2022).

Saksi ahli Faizal Kurniawan mengatakan,bahwa dalam keadaan Kahar harusnya harus diberitahukan kepada pihak terkait. “Force Majeure yang biasanya pada umumnya diberikan biasanya 1 X 24 jam,”Katanya. Ia menambahkan untuk dasar pembatalan perjanjian dengan adanya kerugaian maka harus mempenuhi syarat-syarat dan kondisi tersebut harus dibuktikan. Disinggung adanya perjanjian yang dilakukan oleh sesuatu Bandan Usaha namun dalam isi perjanjian terdapat klausal tentang adanya ahli waris.

Faizal menjelaskan,bahwa dalam kontrak atau perjanjian harus dilihat dari kecakapan dan kewenangan.Dan untuk badan hukum tidak mengenal ahli waris.Maka dilihat dulu ADRTnya apakah ada kewenangan yang mengatur hal tersebut.

Direktur PT Baba Rafi Hendy Setiono Diduga Lakukan Perbuatan Melawan Hukum ( PMH)

Lanjut pertanyaan dari Penasehat Pengugat Agung Saputra Suryanegara dan Fauzi Zuhri Wahyu Pradika saat dijelaskan adanya perjanjian yang dilakukan oleh Investor dengan Pengelolaan kemudian pihak pengelola tampa ada pemberitahuan  pengelolaan melakukan perjanjian dengan pihak lain dan perlu diketahui pihak Investor tidak melakukan tanda tangan dan anehnya pihak tersebut memberikan repot padahal tidak masuk dalam kontrak atau perjanjian apakah hal tersebut yang dilakukan pengelolaan melakukan dinyatakan Perbuatan Melawan Hukum atau Wanprestasi.

“Itu termasuk Perbuatannya Wanprestasi setelah melanggar suatu perjanjian,”katanya. Selepas sidang Dwi Oktorianto memberi pernyataan Terkait pendapat ahli yang menyatakan melanggar suatu perjanjian itu termasuk Perbuatan Wanprestasi.

“Kami tidak sependapat dalam perkara ini adanya peralihan subyek hukumnya dan melanggar suatu perjanjian itu Perbuatan Melawan Hukum (PMH) dan atas peristiwa ini Hendy Setiono terduga sudah melampaui kewenangan dan sudah melakukan Perbuatan Melawan Hukum,”Katanya Selepas sidang dalam Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Untuk diketahui PT.Baba Rafi Indonesia (BRI) sedang dalam gugatan Investornya Sutikno Mursalim melalui PT Tambak Udang Baba Rafi dengan nilai Investasi sebesar Rp. 460 juta untuk dua tambak udang di Subang,Jawa Barat.

Lihat Juga : PT.Baba Rafi Indonesia Akan Dipailitkan

Awalnya Sutikno tertarik berinvestasi udang vaname setelah melihat promosi PT Tambak Udang Baba Rafi di akun Instagram @tambakudangvaname.

Sutikno lantas berinvestasi Rp 460 juta untuk dua tambak udang di Subang, Jawa Barat. Dia menandatangani perjanjian kerjasama investasi yang sampulnya tertulis dengan PT Baba Rafi Indonesia.

Pengacara Sutikno, Dwi Oktarianto dalam gugatannya menyatakan, setelah melihat promosi di Instagram, kliennya datang ke kantor PT Baba Rafi Indonesia di Jalan Nginden Semolo Surabaya.

Sales manager PT Baba Rafi Indonesia menjelaskan janji-janji manis dengan hasil yang menggiurkan kepada penggugat terkait dengan investasi tambak udang vaname yang sangat menguntungkan.

Surat perjanjian tersebut sebelumnya sudah disiapkan PT Baba Rafi. Namun, saat penandatanganan perjanjian di kantor perusahaan tersebut, Hendy tidak hadir. Seiring berjalannya waktu, PT Baba Rafi secara sepihak tanpa sepengetahuan Sutikno membuat surat perjanjian kerjasama tersebut.

Penggugat bingung karena dalam perjanjian pertama subjek hukumnya Hendy Setiono sedangkan dalam perjanjian kedua (adendum) subjek hukumnya berbeda atau sudah berganti badan hukum.

Penggugat merasa dirugikan dengan adendum perjanjian tersebut. Sebab, isinya sebagian sudah berbeda. Dalam perjanjian pertama kerjasama dilaksanakan dalam jangka waktu 17 Mei 2018 hingga 17 Mei 2023. Sedangkan dalam adendum berubah menjadi 20 Juni 2019 hingga 20 Juni 2024. “Penggugat tidak mendapat kompensasi dari para tergugat dalam bentuk apapun atas selisih waktu yang tidak dianggap.

Perubahan-perubahan secara sepihak dalam isi perjanjian menurutnya sudah merupakan perbuatan melawan hukum. Sutikno sudah meminta ganti rugi karena sikap tidak profesional tergugat.

Kedua pihak sudah sempat mediasi. Namun, hingga gugatan ini diajukan tidak ada titik temu. Modal yang disetor juga tidak sepenuhnya dikembalikan. Melalui gugatan ini, Sutikno meminta ganti rugi Rp 460 juta yang merupakan modal yang sudah disetornya. Dia juga meminta ganti kerugian inmateriil Rp 1 miliar. (TIO)

Gadaikan Motor Dimas Adi Pratama Jadi Pesakitan

Timurposjatim.com – Gadai Motor, Dimas Adi Pratama Jadi Pesakitan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Furkon Adi Hermawan dari Kejaksaan Negeri Surabaya terkait perkara Pengelapan gadai sepeda motor Honda CB 150R dengan agenda pembacaan dakwaan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.Rabu (09/03/2022).

JPU Furkon Adi Hermawan mengatakan Pada tanggal 26 Januari 2021 Febrianto Laksono dan Iqbal Firmansyah mendatangi kos terdakwa di Jalan  Petemon Gg. 3 Surabaya dengan mengendarai sepeda motor Honda CB 150R dengan No.Pol L–2481–DW milik Djono yang merupakan ayah saksi Febrianto Laksono. Selanjutnya terdakwa menyampaikan kepada Febrianto Laksono untuk meminjam sebentar sepeda motor tersebut beserta STNKnya.

Lihat jugaWijiyanti Gadaikan Mobil Sewaan Disidangkan

“Terdakwa mengendarai motor menuju rumah Erna di Jalan Semolowaru Utara, Gang 4, Surabaya untuk mengadaikan Honda CB 150R dengan harga Rp 6 Jt namun hanya menerima uang sebesar Rp 5,4 Jt tanpa sepengetahuan pemilik motor dan kedua temannya,” kata Furkon di hadapan Majelis Hakim di Ruang Kartika 1 PN Surabaya, setelah menerima uang tersebut. terdakwa tidak kembali ke kosnya dan menyuruh kedua temannya Febri dan Iqbal untuk pulang ke rumahnya, dari pengakuan terdakwa uang tersebut akan terdakwa gunakan untuk modal usaha.

Gadaikan Motor Dimas Adi Pratama Jadi Pesakitan

“Kami akan melakukan Eksepsi yang Mulia,”kata Heru.

Selepas sidang Penasehat hukum terdakwa Heru Krisbianto mengatakan, bahwa kami melakukan Eksepsi harusnya Perkara tersebut dilakukan Restorative Justice (RJ)  saat itu anak korban juga mengetahui peristiwa tersebut harusnya juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Penggelapan atau turut serta dan Kami sudah sudah ada upaya perdamaian dengan korban serta sepada motor sudah kembali.

“Saat kami di Polsek Tambaksari Surabaya sempat dari anggota kepolisian meminta uang Rp. 20 juta untuk perdamaian,”jelasnya selepas sidang di PN Surabaya. (TIO)

Lantik 16 Kajari Ini Pesan Kepala Kejati Jatim

Timurposjatim.com – Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur (Jatim), Mia Amiati melantik 16 Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) se-Jatim di Aula Gedung Kejati Jatim Jalan Ahmad Yani, Rabu (09/03/2022).

Dalam kesempatan ini Mia meminta Kepala Kejaksaan Negeri yang baru agar penanganan berbagai persoalan hukum agar melakukan dengan memperhatikan nilai-nilai budaya kearifan lokal masyarakat setempat.

“Namun tetap berpijak pada aturan hukum positif yang berlaku. Jadikanlah kejaksaan sebagai institusi yang mengedepankan hati nurani dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat,” katanya.

Mantan Kepala Kejati Riau itu juga meminta kepala kejari untuk segera melaksanakan adaptasi, konsolidasi serta mempelajari dan menguasai situasi kondisi daerah penugasan masing-masing. Khususnya di masa pandemi COVID-19.

Lantik 16 Kajari Ini Pesan Kepala Kejati Jatim

“Bekerjalah dengan profesional dan proporsional, tetap jagalah integritas diri dalam melaksanakan tugas dan kewenangan yang telah dibebankan,” terangnya.
Lebih jauh Mia mengingatkan agar kegiatan refocusing, realokasi dan pemotongan anggaran tidak menghambat kinerja dan pelayanan publik. Dia meminta agar dilakukan pendampingan dan pengamanan percepatan penyerapan anggaran pendapatan belanja daerah dalam penanggulangan pandemi COVID-19.

Lihat Juga : Kejati Jatim Kembalikan Aset Pemkot Surabaya Senilai Rp 200 Miliar

“Dukung kebijakan pemerintah dalam upaya pengendalian pandemi COVID-19. Serta pastikan ketersediaan dan kestabilan harga obat-obatan, alat-alat kesehatan, oksigen medis dan akselerasikan program vaksinasi nasional,” tandasnya.

Diketahui, ke-16 Kepala Kejari di Jatim yang dilantik itu diantaranya :

  • Kota Kediri, Novika Muzairah Rauf
  • Kabupaten Malang, Diah Yuliastuti
  • Surabaya, Danang Suryo Wibowo.
  • Kota Mojokerto, Hadiman
  • Sidoarjo, Akhmad Mudhor.
  • Batu, Agus Rujito,
  • Jombang, Tengku Firdaus
  • Lamongan, Dyah Ambarwati
  • Pacitan, Andi Panca Sakti.
  • Sumenep, Trimo.
  • Trenggalek, Mansur.
  • Magetan, Atik Rusmiaty Ambarsari.
  • Situbondo, Nauli Rahim Siregar.
  • Bondowoso, Puji Triasmoro.
  • Jember, I Nyoman Sucitrawan.
  • Gresik, Muhamad Hamdan.

(TIO)

Budak Sabu Rino Sarkontono Diputus 2 Tahun Penjara

Timurposjatim.com – Rino Sarkantono terdakwa menyalahgunakan narkoba sabu. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Riny NT kemudian menuntutnya selama 3 tahun penjara. Dan majelis hakim I Dewa Gede Suardhita memvonis 2 tahun penjara.

Dalam amar putusannya, majelis hakim menyatakan sependapat dengan JPU bahwa terdakwa Rino terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah menyalahgunakan narkotika sabu untuk diri sendiri sebagaimana dalam pasal dakwaan kedua.

“Mengadili, menyatakan terdakwa Rino Sarkantono telah terbukti melanggar pasal 127 ayat (1) UU RI No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Menjatuhkan pidana selama 2 tahun penjara,” kata hakim I Dewa Gede saat membacakan amar putusannya, Rabu (09/03/2022).

Terhadap putusan tersebut, terdakwa tampak sumringah dan menerimanya lantaran hukuman yang tergolong ringan. “Terima Pak Hakim,” ujar terdakwa.

Lihat jugaPengedar Sabu Menganti Digulung Satreskoba Polrestabes Surabaya

Kasus ini bermula saat terdakwa pada Selasa (24/8) sekira pukul 11.00 bertemu Muhammad Syahid Payopo di Jalan Simo Hilir (berkas terpisah). Tujuannya untuk membeli sabu sebanyak satu poket dengan harga Rp 200 ribu. Narkotika sabu tersebut saat terkonsumsi oleh terdakwa.

Pada Sabtu (28/8) sekira pukul 09.00, saksi Yovike Dian Prayuangga dan Sandi Dikjaya Fitroh yang merupakan anggota Satresnarkoba Polrestabes Surabaya mendapat informasi dari masyarakat perihal adanya penyalahgunaan narkoba.

Berbekal informasi, para saksi melakukan penangkapan terhadap terdakwa sewaktu berada di rumah Jalan Simo Hilir Gang 10.

Dari hasil penggeledahan badan dan tempat tinggal terdakwa menemukan satu bungkus plastik berisi sabu seberat 0,24 gram, tiga buah pipet kaca yang masing-masing masih terdapat sisa narkotika dengan berat + 1,08 gram, 1,48 gram dan 1.86 gram beserta pipetnya, 2 buah sekrop, alat hisap sabu dan satu buah handphone. (TIO)

Tipu Perwira Polda Jatim Eko Fatmawati Hanya Dituntut 2 Tahun Penjara

Timurposjatim.com – Eko Fatmawati menipu perwira Polda Jatim Kompol Efendi Lubis hingga merugi Rp 567 juta. Dia awalnya menawari Efendi kerjasama bisnis ekspor rokok ke Arab. Efendi dijanjikan keuntungan yang besar hingga akhirnya tergiur untuk berinvestasi. Namun, setelah Efendi menyetor modal, bisnis ekspor rokok itu sebenarnya tidak pernah ada.Rabu (09/03/2022).

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Bunari dari Kejaksaan Tinggi Jawa Timur  dalam dakwaannya menyatakan, Eko yang ketika itu baru mengenal Efendi sebagai Kanit II Jatanras Polda Jatim pada 2020 lalu menawari kerjasama pembelian rokok dari Indonesia dalam jumlah besar. Rokok itu lantas dikirim ke Arab untuk dijual kembali di sana.

“Dengan imbalan keuntungan yang menggiurkan yaitu 50 persen tiap pengiriman,” jelas jaksa Bunari dalam dakwaannya.

Efendi tertarik dengan tawaran bisnis tersebut. Dia mulai menyetor modal awal Rp 40 juta. Uang itu ditransfer ke rekening terdakwa Eko melalui mobile banking. Setelah itu, Efendi kembali menyetor modal secara bertahap.

Lihat juga: Penipu Dua Perwira Polda Jatim Divonis 1,5 Tahun Penjara

“Mulai tanggal 4 Juni 2020 sampai dengan tanggal 27 Juli 2020 bertempat di Polda Jatim. Efendi Lubis setelah mengirim modal kepada terdakwa selanjutnya mencatat bukti pengiriman melalui M-Banking,” ungkapnya.

Modal itu disetor Efendi setelah Eko terlebih dahulu memintanya mentransfer sejumlah uang melalui pesan WhatsApp. Namun, setelah Efendi menyetor modalnya hingga Rp 567 juta, Eko tidak ada kabar. Keuntungan 50 persen yang dijanjikan Eko untuk sekali pengiriman rokok ke Arab tidak pernah diterimanya. Begitupula modal yang sudah disetorkannya tidak pernah digunakan Eko untuk membeli rokok dan mengirimkannya ke Arab.

“Uang modal dana pembelian rokok kiriman dari Efendi Lubis tidak digunakan untuk modal dana pembelian rokok, tetapi digunakan untuk kepentingan terdakwa sendiri,” tuturnya.

Ternyata, uang dari Efendi itu digunakan Eko yang saat itu sedang diproses hukum untuk membayar pengacaranya senilai Rp 100 juta. Uang itu juga digunakan berjualan obat-obatan dan merenovasi rumah Rp 300 juta. Selain itu, untuk mengontrak warung di Banyuwangi Rp 50 juta dan sebanyak Rp 50 juta lain digandakan ke dukun. Sisanya untuk membeli sepeda motor N-Max seharga Rp 33 juta.

JPU Bunari menuntut terdakwa Eko dengan Pidana Penjara selama 2 tahun.

Terdakwa dinyatakan terbukti menipu Efendi. Eko yang tidak didampingi pengacara memohon agar majelis hakim meringankan hukumannya.

“Saya menyesal Yang Mulia. Uang sudah habis. Saya mohon agar diberikan hukuman yang seringan-ringannya,” kata Eko dalam pembelaannya yang disampaikan secara video call dalam sidang di Pengadilan Negeri Surabaya. (TIO)

SPG Jual Barang Tanpa Buat Nota

Timurposjatim.com  – Dina Gegana SPG (sales promotion girl) yang tiga tahun menggelapkan uang perusahaan tempatnya bekerja tanpa ketahuan. Perbuatannya terungkap setelah perusahaan melakukan audit dan banyak ditemukan barang hilang. Ternyata, Dina menjual barang-barang tanpa membuatkan nota pembelian. Uang dari pembayaran pelanggan yang tidak tercatat lantas digunakan untuk kepentingan pribadinya. Selasa (08/03/2022).

Jaksa penuntut umum Hasan Efendi dalam dakwaannya menyatakan, terdakwa yang bekerja sebagai sales promotion girls (SPG) PT Kopanitia diberi tugas untuk melayani pembelian barang-barang berupa pakaian di toko cabang. Namun, terdakwa tidak membuatkan nota pembelian setiap kali melayani pelanggannya.

SPG Jual Barang Tanpa Buat Nota

“Pembayaran dari pembeli diambil sendiri oleh terdakwa tanpa disetorkan ke kasir,” jelas jaksa Hasan dalam dakwaannya.

Lihat juga: Wisnu Kepala Gudang PT DHL Suplychain Curi AC 3.840 Unit Dituntut 5 Tahun Penjara

Uang itu lantas digunakan terdakwa untuk kepentingan pribadinya. Perusahaan sempat tidak mengetahui perbuatan terdakwa karena tidak ada laporan penjualan barang. Sebab, terdakwa hanya menyerahkan barang kepada pembeli setelah dibayar tanpa membuatkan nota. Selama tiga tahun tersebut, PT Kopanitia merugi Rp 302,6 juta.

“Perbuatan terdakwa baru diketahui oleh pihak PT Kopanitia setelah dilakukan audit terhadap toko yang pernah dijaga oleh terdakwa,” tambahnya.

Majelis hakim yang diketuai Widarti menghukumnya pidana 13 bulan penjara. Dina dinyatakan terbukti menggelapkan uang perusahaan. Dina yang tidak didampingi pengacara tidak mengajukan banding. “Saya menerima Yang Mulia,” kata Dina. (TIO)