Rusak Pagar Seng, Mat Saleh Dituntut 4 Bulan Penjara

HUKRIM67 Dilihat

Surabaya, Timurpos.co.id – Sidang lanjutan yang membelit terdakwa Waluyo dan H. Mat Saleh, terkait perkara pengerusakan pintu pagar seng di Jalan Pandegiling Nomor 119-125 Surabaya, kembali digelar dengan agenda pembacaan surat tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) Yulistiono dari Kejati Jatim di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Rabu, (25/01/2023).

JPU Yulistiono mengatakan, bahwa kedua terdakwa terbukti bersalah melakuan tindak Pidana pengerusakan terhadap barang sebagai mana diatur dalam Pasal 170 Ayat 1 tentang ketertiban umum, dengan Pidana penjara selama 6 bulan untuk terdakwa Waluyo dan 4 bulan untuk terdakwa H. Mat Saleh.

“Kedua terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak Pidana pengerusakan pagar seng di Jalan Pandegiling Nomor 119-125 Surabaya,” kata JPU Yulistiono.

Baca Juga  Jual Sabu Satu Poket,Yanuar Wahyono Diputus 4 Tahun dan Denda Rp.900 Juta

Untuk diketahui berdasarkan surat dakwaan JPU menyebutkan, bahwa terdakwa Waluyo dan bersama H. Mat Saleh dan SAM (DPO) serta beberapa orang merusak pintu pagar di Jalan Pandegiling Nomor 119-125 Surabaya, pada tanggal 2 Februari 2021. “Intinya urusan tanah milik keluarga Waluyo dan dijual kepada orang lain. Namun ada gesekan terhadap luas tanah dan akhirnya melakukan perusakan terhadap pagar tersebut.

Berawal dari saksi Fanny Halim memiliki bidang tanah kosong di Jalan Pandegiling Nomor 119-125 Surabaya , berdasarkan SHGB Nomor 1188, SHGB Nomor 1189 dan SHM Nomor 752 an. Nyonya Fanny Halim. Lalu terdakwa Waluyo bersama temannya merusak pagar seng dengan membongkar seng yang digunakan untuk memagari lokasi tanah milik saksi Fany Halim. 

Baca Juga  Jambret Romo Kalisari Divonis 16 Tahun Penjara Di PN Surabaya

Kedua terdakwa merusak pagar seng dengan cara dipukul dengan menggunakan batu hingga terlepas dari kayunya. Selain itu, teman terdakwa Waluyo datang sekitar 4 orang yang berkaos kuning dan bercanda jeans biru yaitu SAM (DPO) langsung melakukan pengrusakan pagar dalam bentuk seng yang berada di sebelah kiri dengan cara menggunakan linggis.

Pengacara terdakwa Waluyo, Lukman Sugiharto Wijaya keberatan dengan tuntutan tersebut. Dia mengeklaim kliennya hanya membuka pagar itu untuk melihat-lihat aset tanahnya. “Apakah asetnya masih utuh atau sudah dibangun. Terpaksa membuka pagar seng karena tidak ada jalan yang bisa dilewati untuk masuk ke dalam,” kata Lukman seusai sidang.

Waluyo mengeklaim sebagai pemilik tanah itu berdasarkan alas hak eigendom verponding. Tanah itu diklaim sebagai warisan kakeknya. “Waluyo selaku ahli waris mengaku tidak pernah menerima uang atas jual beli tanah itu dari Bu Fanny selaku pelapor,” tambahnya. Ti0

Baca Juga  SHM No 2731 Dipersoalkan Ahli Waris

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *