Mahasiswa KKN UTM Memanfaatkan Limbah Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Baku Pembuatan Briket

EKBIS280 Dilihat

Sumenep, Timurpos.co.id – Mahasiswa Kuliah Kerja (KKN) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dari kelompok 34 telah berhasil melaksanakan kegiatan pelatihan pembuatan briket dari tempurung kelapa di desa Dungkek dengan mengangkat tema” Pemberdayaan dan Pengembangan Desa Dungkek melalui Edukasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat oleh Kelompok KKN Tematik 34” Kamis, 18 Juni 2024.

Permasalahan limbah tempurung kelapa di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup serius. Indonesia menghasilkan kelapa sebanyak 3 juta ton per tahun dan limbah tempurung kelapa yang dihasilkan dari hasil kelapa tersebut sekitar 360 ribu ton per tahun. Kurangnya infrastruktur pengelolaan limbah tempurung kelapa dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan limbah tempurung kelapa, sehingga diperlukan adanya pelatihan dan sosialisasi pemanfataan limbah tempurung kelapa sebagai bahan baku pembuatan briket.

Baca Juga  STB dan Traveloka Perkuat Kolaborasi Melalui Penandatanganan Kerja Sama

Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah tempurung kelapa di desa Dungkek, meningkatkan nilai jual dari tempurung kelapa, membuka peluang usaha baru bagi masyarakat dungkek, masyarakat desa dungkek dapat memproduksi briket sendiri.
Anthony sebagai pemateri menyebutkan bahwa keunggulan dari briket ini sebagai bahan baku mudah diperoleh disekitar desa dungkek, panas yang dihasilkan tinggi, tidak berasap dan abu yang minim saat digunakan, memiliki aroma yang khas, biaya produksi relatif murah, memiliki durasi waktu menyala yang lama.

Limbah tempurung kelapa dapat diolah menjadi briket dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, limbah tempurung kelapa dikeringkan di bawah sinar matahari untuk mengurangi kadar air. Tujuannya adalah memudahkan proses pembakaran. Kedua, limbah tersebut dibakar hingga menjadi arang untuk mengkarbonisasi dan memudahkan penumbukan.

Baca Juga  PSNU Pagar Nusa Gelar Acara Berlangsung Megah di Desa Gendongan

Ketiga, arang dari tempurung kelapa dihancurkan menjadi bubuk dengan cara ditumbuk. Keempat, bubuk arang disaring untuk mendapatkan butiran halus. Kelima, arang yang telah disiapkan dicampur dengan tepung tapioka dengan takaran 15% dari total bahan, lalu diaduk hingga merata yang bertujuan sebagai perekat. Keenam, adonan briket dicetak menggunakan pipa, kemudian dipadatkan agar merekat kuat saat mengering. Langkah terakhir, adonan briket dikeringkan di bawah sinar matahari atau menggunakan oven jika diperlukan.

“Antusiasme masyarakat Desa Dungkek dalam mengikuti pelatihan ini patut diapresiasi. Mereka menunjukkan respon yang baik dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Pelatihan ini memberi kesempatan bagi warga untuk belajar dan melihat secara langsung seluruh proses pembuatan briket, mulai dari penimbangan tepung tempurung kelapa dan tepung terigu, hingga pencampuran adonan dan pencetakan briket” ujar Pak Jumahri selaku Kepala Desa.

Baca Juga  Jelang Ramadhan, Satgas Pangan Polres Probolinggo dan Disperindag Sidak Pasar

Pemateri berharap bahwa melalui pelatihan ini, khususnya masyarakat Dungkek dapat menghasilkan briket sendiri. Dengan adanya sosialisasi mengenai briket, diharapkan dapat memberikan nilai tambah terhadap limbah tempurung kelapa dan membuka peluang usaha bagi masyarakat Dungkek. TOK

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *