Ecoton Bawa Kran Plastik Ke CFD Gresik Ingatkan Bahaya Sampah Plastik Sekali Pakai

GAYA HIDUP10 Dilihat

Gresik, Timurpos.co.id – Car Free Day (CFD) di Gresik pada Minggu pagi menjadi panggung edukasi lingkungan ketika Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) membawa instalasi unik berbentuk kran yang mengalirkan botol plastik. Minggu (19/01/2025).

Instalasi ini dirancang untuk menggambarkan krisis sampah plastik yang terus mengalir tanpa henti, sekaligus mengingatkan warga Gresik akan dampak plastik sekali pakai terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

“Kran emas yang mengalirkan botol plastik menggambarkan limpahan sampah plastik yang terus diproduksi dan mencemari lingkungan. Produksi plastik terus meningkat setiap tahunnya, kran kebocoran dari sumbernya belum ditutup atau dihentikan. Akibatnya, mikroplastik kini mencemari air makanan, bahkan tubuh kita.” ujar Alaika Rahmatullah, Divisi Edukasi Ecoton.

Ecoton memaparkan data dari hasil penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa mikroplastik atau potongan plastik berukuran kurang dari lima milimeter telah ditemukan di berbagai aspek kehidupan termasuk di Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo di Jawa Timur. Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa mikroplastik telah mencemari tubuh manusia melalui rantai makanan.

Baca Juga  Agil Feryanda Divonis 2 Tahun Lebih Tinggi Dari Tuntutan JPU Sulfikar

“Kita tidak hanya memakan ikan yang terkontaminasi mikroplastik, tetapi juga minum air dan menghirup udara yang mengandung partikel mikroplastik. Bahkan masyarakat Indonesia adalah yang paling banyak mengkonsumsi mikroplastik sebanyak 15 gram per bulannya. Jika tidak ada tindakan nyata, plastik bisa menjadi ancaman kesehatan yang lebih besar di masa depan,” tambah Rafika Aprilianti Kepala Laboratorium Ecoton.

Kabupaten Gresik menghasilkan sampah rata-rata 400 ton perhari. Namun Pemerintah Kabupaten Gresik mengambil langkah dengan membuat program Gresik Kawasan Merdeka Sampah (GKMS) yang melibatkan kolaborasi antar Komunitas pegiat lingkungan dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik untuk memaksimalkan pengelolaan sampah sekaligus menjadi tim penyuluh Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2021 tentang Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai.

Baca Juga  Alpard Jales Divonis 4.5 Tahun Penjara Di PN Surabaya

Sementara itu, timbulan sampah nasional menurut KLHK selama 2024 mencapai 19 juta ton pertahun dan yang tidak terkelola sebanyak 41.34% setara 8 juta ton. Sehingga dapat mencemari sungai, laut, dan lingkungan sekitar. Bahkan, riset Ecoton menunjukkan bahwa 70 persen sampah plastik di sungai tidak pernah dikelola dengan baik.

Melalui kran plastik, Ecoton mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Warga yang hadir diajak untuk berkomitmen mengurangi konsumsi plastik dengan membawa botol minum sendiri, menggunakan tas belanja kain, dan memilih kemasan yang ramah lingkungan yang bisa digunakan berulang kali.

“Setiap langkah kecil yang kita ambil bisa berdampak besar. Dengan mengurangi plastik sekali pakai, kita turut mengurangi ancaman mikroplastik bagi generasi mendatang,” kata Tatik Erawati anggota tim Gresik Kawasan Merdeka Sampah.

Baca Juga  PANNA Jatim Laksanakan Tes Urine dan Sosialisasi P4GN di SMATAG

Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan kampanye Refill Keliling sebagai solusi pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, dan menghadirkan talkshow interaktif membedah bahaya mikroplastik. Masyarakat Kabupaten Gresik yang datang ke CFD sangat antusias mengikuti berbagai aktivitas, seperti kuis lingkungan dan tantangan membawa botol minum sendiri.

Kegiatan ini juga mengingatkan bahwa krisis plastik adalah masalah bersama yang memerlukan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha. Dengan edukasi berkelanjutan, kami berharap Gresik dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah plastik dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.

“Langkah kecil bisa dimulai dari CFD ini. Tapi kita butuh sinergi lebih besar agar bisa benar-benar menghentikan aliran plastik di Gresik, sebelum terlambat,” tutup Tatik Ketua Relawan Dunia Eco Enzym (RDEE) Gresik. TOK/*